"Pendirian sebuah universitas negeri di wilayah Tapanuli merupakan 'quick win' atau laju percepatan pengembangan pariwisata Danau Toba," kalimat ini untuk kesekian kalinya kembali terucap dari bibir Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, saat dihubungi di tengah kesibukannya, Jumat, 15 November 2019.

Bupati Nikson menyebutkan, demi percepatan terwujudnya destinasi wisata Danau Toba, pemerintah pusat harus segera merealisasikan pendirian universitas negeri di Tapanuli Raya demi laju pengembangan danau toba yang merupakan satu dari lima program destinasi super prioritas era Jokowi.

"Berdirinya universitas negeri di Tapanuli Raya akan memberikan dampak positif terhadap multi sektoral, termasuk peningkatan arus wisatawan menuju Danau Toba," terang Nikson.

Perihal pendirian universitas negeri sebagai "quick win" Danau Toba, kata dia, merupakan langkah tercepat dalam pengembangan wisata Danau Toba dari sisi peningkatan kunjungan wisatawan lokal dan wisatawan domestik untuk kemudian memicu peningkatan arus wisatawan mancanegara.

"Saat UN telah beroperasi dan membuka penerimaan mahasiswa baru. Saya yakinkan jika hal tersebut akan berdampak langsung pada peningkatan kunjungan wisatawan ke Danau Toba," ujarnya.

Dikatakan, sejumlah terobosan yang telah diterapkan saat ini dan dinilai sebagai "quick win" Danau Toba, adalah sesuatu yang sah-sah saja sebagai upaya, meski inti percepatan ada pada pendirian universitas negeri di Tapanuli Raya.

"Saat UN telah berdiri, dan setahun setelah UN menerima mahasiswa baru. Saya pastikan itu, Danau Toba akan dipadati kunjungan wisatawan. Jika tidak, saya siap mundur sebagai Bupati Taput," tegasnya.

Nikson menambahkan, usulan pendirian universitas negeri melalui perubahan atau peningkatan status Institut Agama Kristen Negeri menjadi universitas negeri umum, saat ini telah disepakati seluruh Bupati se-Tapanuli Raya, baik itu Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, Bupati Tobasa Darwin Siagian, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, dan tentu saja oleh dirinya sendiri selaku Bupati Tapanuli Utara.

Disebutkan, meskipun awalnya hanya mimpi. Namun, selama mimpi itu masih dalam konteks cita-cita, dan tidak keluar dari batas kodrat manusia, maka diharuskan untuk berupaya keras dengan diiringi doa untuk mewujudkannya sebagai sebuah harapan besar, walaupun menurut pandangan orang lain, itu adalah suatu kemustahilan.

Cita-cita mendirikan universitas negeri di Tapanuli tersebut sesuai dengan visi-misi pemerintahan Nikson Nababan, yakni Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dan sumber daya berkualitas serta daerah tujuan wisata dalam program Tapanuli Utara Hebat (Taput Hebat).

Cita-cita yang akan diwujudkan Nikson setelah pemerintahannya di periode pertama telah lebih dahulu memperkuat pondasi pendidikan usia dini, SD, SLTP, hingga SMA/SMK. 

Sebab sebelumnya, saat akan mengakhiri kepemimpinannya pada periode 2014-2019, Bupati Nikson bertekad untuk meningkatkan akses pendidikan dan menyiapkan pendidikan berkualitas melalui berbagai upaya, yakni dengan meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan, membebaskan segala pungutan sekolah bagi anak-anak mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK, upaya penerapan sistem pendidikan satu atap dari tingkat SD hingga SLTA, upaya penerapan program sistem ganda bagi pendidikan tingkat SMK melalui ketersediaan sarana dan prasarana dan fasilitas pendidikan umum maupun kejuruan melalui pembangunan, rehabilitasi, mendirikan laboratorium, dan pengadaan komputer berbasis IT.

Juga memberikan beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri, sejak awal hingga menyelesaikan pendidikannya, melanjutkan program wajib belajar 9 tahun menjadi 12 tahun, memperjuangkan berdirinya universitas negeri, meningkatkan mutu tenaga pengajar melalui peningkatan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan pelatihan guru, baik dalam negeri dan luar negeri.

Dan memberikan rangsangan dan motivasi melalui peningkatan pendidikan kesejahteraan guru, berupa pemberian insentif bagi guru di desa terpencil dan desa sangat terpencil hingga satu bulan gaji, menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan "research", industri dalam dan luar negeri sebagai upaya peningkatan tenaga pendidik, serta menambah jumlah guru melalui pengusulan Pegawai Tidak Tetap (PTT), dan usulan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tercatat, dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sejumlah program kerja Bupati Nikson telah diterapkan sejak awal kepemimpinannya, di mana pada tahun 2016, telah dibuka satu unit sekolah baru, yakni SMA Negeri Purbatua di Desa Janji Nauli Kecamatan Purbatua, dan SMA Negeri 2 Parmonangan di Desa Manalu Dolok, dan SMP Negeri 7 Tarutung di Desa Pagarsinondi, Kecamatan Tarutung.

Juga pemberian beasiswa kepada 2.126 siswa-siswi dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK dari keluarga kurang mampu yang memiliki prestasi. 

Program ini berjalan terus yang mencapai total anggaran senilai Rp.100.267.800, serta membuka peluang beasiswa bagi 72 mahasiswa dengan total anggaran Rp.700 juta.

Disamping telah menerima gaji honor, tenaga guru non PNS atau honorer yang bertugas di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK, jiga diberikan insentif dengan besaran Rp.300 ribu per bulan bagi guru PAUD, SD, SMP, Rp.800 ribu per bulan bagi guru SMA/SMK, dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 1.750 orang dan besar anggaran Rp.655 juta setiap bulan.

Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para guru honor sehingga menjadi guru yang lebih kreatif, memiliki kecintaan kepada anak didik, serta bertanggungjawab sebagai tenaga pendidik dalam menciptakan generasi-generasi yang cerdas dan berkarakter unggul.

Bupati Nikson juga telah menetapkan sekolah-sekolah unggulan di Tapanuli Utara, yakni SDN 127 Saitnihuta, SMPN 2 Tarutung, serta SMAN 3 Tarutung yang diharapkan mampu menjadi contoh dan motivasi bagi sekolah lainnya untuk lebih baik lagi.

Sekolah-sekolah unggulan ini telah dibenahi secara fisik, fasilitas, cara pembelajaran, dan kualitas tenaga pendidik dan administrator yang pada 2015 dikembangkan jumlahnya menjadi 27 unit sekolah unggulan, yaitu 15 unit SD, 5 unit SMP, dan 4 SMA, sert 3 SMK.

Nikson juga mendorong pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini melalui sebuah keputusan yang mewajibkan setiap desa memiliki minimal satu unit sekolah PAUD, sehingga mewujudkan berdirinya 255 PAUD yang tersebar di 241 desa se-Taput.

Peningkatan mutu pendidikan juga digenjot melalui pengadaan mobil pintar atau perpustakaan keliling dengan ketersediaan ribuan buku-buku bacaan yang langsung secara "mobile" mengunjungi masyarakat, terutama sekolah-sekolah yang tersebar di wilayah Tapanuli Utara. Melalui gebrakan ini, peningkatan minat baca mampu diwujudkan secara signifikan yang terlihat dari capaian pengunjung yang mencapai 980 orang per bulan.

Tidak hanya itu, bunga simpanan dana abadi pendidikan yang selama ini hanya mengendap sukses disalurkan bunganya untuk dinikmati siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu.
Akademi Kebidanan Tarutung yang merupakan sebuah potensi pendidikan di bidang kesehatan tak luput dari perhatian Nikson. 

Sejak 2015, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara memberikan bantuan penambahan 1 unit bus baru, koleksi buku, dan alat peraga pendidikan, mendukung terselenggaranya penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Akbid Tarutung yang terlaksana setiap semester, memberikan bantuan beasiswa bagi 204 mahasiswa berprestasi dan mahasiswa kurang mampu pada 2015 dan 2016, serta membantu dosen dalam peningkatan jenjang pendidikannya.

Kepedulian untuk peningkatan mutu pendidikan ini terus bergulir hingga saat ini, saat sebuah upaya dan kerja keras dalam mewujudkan realisasi pendirian universitas negeri sebagai wadah bagi jenjang akhir pendidikan formal.

Salah satu filosofi orang Batak, yakni “Anakhon hi do hamoraon di au” atau dalam terjemahan bebas bermakna bahwa keberadaan anak adalah kekayaan menjadi pemicu kegigihan para orang tua di tanah Batak sehingga dapat menyekolahkan anak-anaknya jauh ke kota-kota besar, seperti Medan, Jakarta, dan Bandung, meskipun mayoritas penduduknya berpenghasilan dari kegiatan bertani. 

Melanjutkan jenjang pendidikan setinggi-tingginya telah terpatri dalam benak setiap orang Batak, dan keinginan untuk menyekolahkan anak ke jenjang tertinggi semampunya, menjadi niatan murni bagi setiap orang tua.

Mengingat kawasan Danau Toba meliputi 7 daerah kabupaten, yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupetan Dairi, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Simalungun, menjadi penting untuk mengurai sedikit informasi terkait jumlah lulusan SMA, MA, dan SMK per tahun sebagai kandidat calon mahasiswa yang sangat membutuhkan keberadaan sebuah universitas negeri di wilayah Tapanuli.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Utara dan Humbanghasundutan yang dikemukakan Kepala Seksi Ketenagaan Sekolah Menengah Atas dan PK, Jhon Suhartono Purba, terdapat total sebanyak 10.422 siswa lulusan SMA, MA, dan SMK untuk wilayah Taput dan Humbahas pada 2018. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa sebuah universitas setidaknya akan menyerap potensi pendaftaran 10 ribu siswa per tahun, hanya dari wilayah Taput dan Humbahas saja.

Jika kondisi ini tidak berbeda jauh dari 5 kabupaten lainnya, yakni Tobasamosir, Samosir, Simalungun, Dairi, dan Kabupaten Karo, ditambah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, maka sedikitnya sekitar total 35 ribu siswa lulusan SMA, MA, SMK dari wilayah kawasan Danau Toba plus Tapanuli Raya (dengan asumsi jumlah rata-rata lulusan sebanyak 5.000 per kabupaten) siap untuk mengisi kursi universitas, setiap tahunnya.

Seiring dengan ditetapkannya kawasan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas bertaraf internasional, dan Geopark Kaldera Toba yang statusnya menjadi UNESCO Global Geopark 2020, menurut Bupati Nikson menjadi penambah poin mendesaknya kehadiran sebuah universitas negeri di wilayah Tapanuli untuk mendukung program nasional dimaksud.

Mendesaknya pendirian sebuah universitas negeri di wilayah Tapanuli, nyatanya tidak hanya dirasakan oleh Bupati Nikson Nababan. Sebab, ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Taput pada 29-30 Juli 2019, pentingnya kehadiran universitas negeri di Tapanuli yang dinilai sangat efektif mendongkrak kunjungan wisata ke daerah ini, juga diungkapkan Jokowi.

Sebelumnya, persiapan untuk meningkatkan status Institut Agama Kristen Negeri di Silangkitang, Sipoholon, Taput menjadi sebuah universitas negeri telah diawali pembahasannya dalam pertemuan dua pihak antara Pemkab Taput dengan pihak rektorat IAKN, yang menghasilkan 2 draf usulan yang disepakati diajukan ke pemerintah pusat. 

Draf usulan tersebut terdiri dari draf utama pendirian Universitas Kristen Negeri (UKN) Tapanuli Raya dengan persentasi 60 berbanding 40 untuk prodi teologis dan umum. Sedangkan draf kedua pendirian universitas negeri secara umum.

IAKN Tarutung merupakan perguruan tinggi yang saat ini memiliki 4 fakultas, yakni Ilmu Pendidikan, Teologi, Ilmu Sosial dan Humaniora, dan Program Pascasarjana. Keberadaannya terkait erat dengan Taput sebagai situs sejarah penyebaran kristen di Sumatera. 

Perubahan IAKN Tarutung menjadi universitas, disebut Nikson sejalan dengan program Presiden Jokowi yang akan fokus membangun sumber daya manusia pada periode kedua kepemimpinannya.
Harapnya, seluruh pihak harusnya mendukung upaya perubahan tersebut. Sebab, selain berdampak positif pada perubahan untuk kemajuan Tapanuli Raya, dampak positif juga akan dirasakan secara menyeluruh di wilayah kawasan Danau Toba.

"Mumpung kita diberikan Tuhan ada jabatan dan kedudukan, marilah kita bersama-sama memikirkan kemajuan tanah Batak melalui berdirinya universitas negeri di Tapanuli," katanya.

Pendirian universitas negeri di Tapanuli juga akan menciptakan efek domino yang tidak terhindarkan untuk percepatan kemajuan kawasan Danau Toba, khususnya Tapanuli Raya.

Sebab, menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, dengan keberadaan ini tentu SDM masyarakat juga akan lebih maju, dan minimal anak-anak tidak susah payah lagi harus kuliah ke luar kota. 

"Berdirinya universitas negeri di Tapanuli akan memberikan efek domino untuk percepatan kemajuan Tapanuli. Orang akan berdatangan ke Tapanuli, pariwisata akan hidup, dan menyumbang pendapatan daerah. Ekonomi mikro masyarakat, perhotelan, dan restoran akan maju," urainya.

Kata Nikson, sebagai contoh dekat, keberadaan universitas di Yogyakarta menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemajuan dengan peningkatan pendapatan daerah melalui keberadaan Universitas Gajah Mada (UGM), dan universitas lainnya. Hal yang sama juga dapat terwujud di Tapanuli Raya dengan berdirinya universitas negeri di Tapanuli.

"Dalam usulan peningkatan menjadi universitas negeri, IAKN dapat ikut ambil bagian. Ini menjadi terobosan luar biasa dan sejarah akan mencatat bahwa kita telah meletakkan pondasi membangun SDM dan meningkatkan ekonomi mikro masyarakat," terangnya.

Keberadaan universitas negeri dinilai akan sangat menguntungkan masyarakat Tapanuli Raya melalui penempatan lokasi fakultas yang tersebar di wilayah Tapanuli Raya, serta akan sangat bermanfaat bagi daerah se kawasan Danau Toba melalui peningkatan sektor pariwisata.

"Rencana pendirian universitas negeri ini bukan hanya untuk kepentingan Tapanuli Utara semata tetapi kepentingan Tapanuli Raya, serta daerah se kawasan Danau Toba. Misalnya membuka Fakultas Maritim di Kabupaten Tapanuli Tengah, Fakultas Kedokteran di Kabupaten Toba Samosir, Fakultas Kehutanan di Kabupaten Humbang Hasunduan, Fakultas Pariwisata di Kabupaten Samosir, Fakultas Pertanian di Kabupaten Karo, dan wilayah lainnya," pungkasnya.

Bahkan, jika IAKN Tarutung mampu ditingkatkan keberadaannya menjadi sebuah universitas negeri umum, keberadaan tersebut akan berdampak positif dengan semakin dikenalnya Tapanuli Utara, wilayah Tapanuli Raya, serta kawasan Danau Toba, secara umum.

Membangun sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing, tentunya akan terwujud dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dari mulai tingkatan terendah, yakni PAUD hingga tingkatan tertinggi, yakni universitas negeri.

Meramu asa mengayuh laju ala Taput Hebat yang dipimpin Bupati Nikson Nababan demi membangun sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing melalui tersedianya fasilitas pendidikan berjenjang, sudah sepantasnya mendapatkan acungan jempol.

Sebagaimana ungkapan Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan yang mengatakan, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia". Demikian halnya ungkapan Jhon F Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat yang menyebutkan "Kemajuan kita sebagai bangsa tidak lebih cepat daripada kemajuan kita dalam pendidikan. Pikiran manusia adalah sumber daya fundamental". Serta kalimat bijak Najwa Shihab, mantan pembaca berita televisi yang mengatakan "Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan".

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019