Masyarakat petani di Kelurahan Panyanggar, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, meminta perhatian Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Pemprov Sumatera Utara.
Sebab, saluran irigasi sepanjang 20 meter yang jebol pekan kemarin sudah mulai menimbulkan rasa was-was dan khawatir petani. Lahan pertanian dengan luas sekira 13 hektare mulai kekeringan dan saat ini hanya bergantung pada turunnya hujan.
“Kita sudah surati UPT Dinas PSDA Pemprosu agar kiranya segera melakukan tindakan darurat, sehingga air kembali mengalir dan lahan pertanian warga tidak kekeringan,” kata Kepling I dan II Panyanggar, Nagar Harahap dan Arifin Efendi, Minggu.
Diceritakan, pekan kemarin saat hujan turun deras beberapa hari, dinding saluran irigasi PSDA Sumut yang selama ini berfungsi mengairi 13 Ha lahan pertanian warga di kawasan Saba Rodang, jebol dengan panjang sekira 20 meter.
Kondisi saat ini, saluran yang jebol di tebing Sungai Aek Rikkare itu hanya meninggalkan lantai saja. Akibatnya, karena saluran irigasi tidak memiliki dinding lagi, semua air yang mengalir dari bendungan tumpah ke sungai.
Pasca jebolnya saluran irigasi, petani hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertaniannya. Beberapa hari belakangan intensitas hujan sudah mulai berkurang dan tanda-tanda kekeringan mulai terlihat di sawah yang berada pada dataran lebih tinggi.
“Melihat kondisi ini, petani mulai was-was dan khawatir sawah mereka mengalami gagal panen. Apalagi hasil panen sawah itu satu-satuanya tumpuan penopang biaya hidup mereka hingga musim panen berikutnya,” jelas Nagar dan Arifin.
Karena itu, Kepling I dan II Panyanggar beserta semua petani yang mengusahai 13 Ha lahan pertanian di Saba Rodang berharap tindakan darurat dilakukan Dinas PSDA Pemprovsu. Demi mengalirnya kembali air di irigasi, seluruh masyarakat siap membantu pekerjaannya.
“Kami para petani dan masyarakat Kelurahan Panyanggar, siap bergotongroyong membantu Dinas PSDA memulihkan kembali irigasi yang jebol itu. Tapi tolonglah agar perbaikannya dipersegera,” ujar Purba Lubis dan Gusri Siregar, warga setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Sebab, saluran irigasi sepanjang 20 meter yang jebol pekan kemarin sudah mulai menimbulkan rasa was-was dan khawatir petani. Lahan pertanian dengan luas sekira 13 hektare mulai kekeringan dan saat ini hanya bergantung pada turunnya hujan.
“Kita sudah surati UPT Dinas PSDA Pemprosu agar kiranya segera melakukan tindakan darurat, sehingga air kembali mengalir dan lahan pertanian warga tidak kekeringan,” kata Kepling I dan II Panyanggar, Nagar Harahap dan Arifin Efendi, Minggu.
Diceritakan, pekan kemarin saat hujan turun deras beberapa hari, dinding saluran irigasi PSDA Sumut yang selama ini berfungsi mengairi 13 Ha lahan pertanian warga di kawasan Saba Rodang, jebol dengan panjang sekira 20 meter.
Kondisi saat ini, saluran yang jebol di tebing Sungai Aek Rikkare itu hanya meninggalkan lantai saja. Akibatnya, karena saluran irigasi tidak memiliki dinding lagi, semua air yang mengalir dari bendungan tumpah ke sungai.
Pasca jebolnya saluran irigasi, petani hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertaniannya. Beberapa hari belakangan intensitas hujan sudah mulai berkurang dan tanda-tanda kekeringan mulai terlihat di sawah yang berada pada dataran lebih tinggi.
“Melihat kondisi ini, petani mulai was-was dan khawatir sawah mereka mengalami gagal panen. Apalagi hasil panen sawah itu satu-satuanya tumpuan penopang biaya hidup mereka hingga musim panen berikutnya,” jelas Nagar dan Arifin.
Karena itu, Kepling I dan II Panyanggar beserta semua petani yang mengusahai 13 Ha lahan pertanian di Saba Rodang berharap tindakan darurat dilakukan Dinas PSDA Pemprovsu. Demi mengalirnya kembali air di irigasi, seluruh masyarakat siap membantu pekerjaannya.
“Kami para petani dan masyarakat Kelurahan Panyanggar, siap bergotongroyong membantu Dinas PSDA memulihkan kembali irigasi yang jebol itu. Tapi tolonglah agar perbaikannya dipersegera,” ujar Purba Lubis dan Gusri Siregar, warga setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019