Harga minyak memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat kenaikan empat sesi berturut-turut karena kekhawatiran atas ketatnya pasokan melebihi kecemasan permintaan yang lebih lemah.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 0,43 dolar AS menjadi menetap pada 56,66 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember, menguat 0,35 dolar AS menjadi ditutup pada 62,02 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Dengan tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global, "perhatian sedang difokuskan pada pasokan lagi, yang agak ketat pada kuartal saat ini," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research mengatakan dalam sebuah catatan.
Dalam pekan yang berakhir 25 Oktober, jumlah rig minyak aktif Amerika Serikat turun 17 rig menjadi 696 rig, kata perusahaan jasa energi AS Baker Hughes dalam laporan mingguannya, Jumat (25/10/2019). Angka itu turun 179 rig dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, sebuah laporan yang dirilis Rabu (23/10/2019) oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa dalam pekan yang berakhir 18 Oktober, persediaan minyak mentah komersial negara itu, tidak termasuk dalam cadangan strategisnya, turun 1,7 juta barel dari minggu sebelumnya. Padahal para analis memperkirakan peningkatan 2,2 juta barel.
Harga minyak juga didukung oleh berita bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih besar ketika mereka bertemu pada Desember mendatang, dalam upaya untuk melawan pertumbuhan permintaan yang lebih lemah.
Baca juga: Emas naik didorong pembelian 'safe haven' dan pelemahan greenback
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 0,43 dolar AS menjadi menetap pada 56,66 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember, menguat 0,35 dolar AS menjadi ditutup pada 62,02 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Dengan tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global, "perhatian sedang difokuskan pada pasokan lagi, yang agak ketat pada kuartal saat ini," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research mengatakan dalam sebuah catatan.
Dalam pekan yang berakhir 25 Oktober, jumlah rig minyak aktif Amerika Serikat turun 17 rig menjadi 696 rig, kata perusahaan jasa energi AS Baker Hughes dalam laporan mingguannya, Jumat (25/10/2019). Angka itu turun 179 rig dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, sebuah laporan yang dirilis Rabu (23/10/2019) oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa dalam pekan yang berakhir 18 Oktober, persediaan minyak mentah komersial negara itu, tidak termasuk dalam cadangan strategisnya, turun 1,7 juta barel dari minggu sebelumnya. Padahal para analis memperkirakan peningkatan 2,2 juta barel.
Harga minyak juga didukung oleh berita bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih besar ketika mereka bertemu pada Desember mendatang, dalam upaya untuk melawan pertumbuhan permintaan yang lebih lemah.
Baca juga: Emas naik didorong pembelian 'safe haven' dan pelemahan greenback
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019