Sedikitnya delapan siswa taman kanan-kanan di RA Wathoniyah, Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur mengalami mual dan sebagian muntah-muntah usai meminum minuman kemasan mainan sprayer (semprot) yang dibeli di depan sekolah mereka, Rabu.
Kendati tidak sampai menimbulkan korban jiwa, dua dari delapan siswa yang sempat mencicipi sensasi semprotan minuman kemasan botol mainan sprayer itu harus dilarikan ke Puskesmas Pembantu Desa Tunggangri.
Mereka sempat mendapat pertolongan pertama untuk meredakan efek keracunan sebelum kemudian dirujuk ke Puskesmas Kalidawir yang memiliki fasilitas rawat inap.
"Kondisinya sebenarnya sudah membaik. Tapi untuk tindak lanjut, masih butuh observasi terus, karena kami juga tidak tahu jenis minuman yang dikonsumsi itu apa, yang disemprotkan itu apa, sehingga pasien kami rujuk ke Puskesmas Kalidawir yang memiliki fasilitas lebih lengkap dan ada rawat inapnya," kata dokter jaga Puskesmas Tunggangri, dr Gendut Sutanto menjelaskan.
Insiden keracunan itu sendiri disebut salah satu guru RA Wathoniyah, Muhimmatun, berlangsung cepat.
Semua bermula pada jam istirahat kegiatan belajar-mengajar sekitar pukul 09.30 WIB dan sejumlah siswanya beramai-ramai keluar halaman sekolah RA untuk membeli jajanan di pedagang keliling yang telah membuka lapak dagangannya di depan MIN 1 Kalidawir.
Menurut dia, banyak siswa yang membeli minuman sirup kemasan botol mainan sprayer di salah satu pelapak keliling.
Namun tidak semua langsung diminum. Pantauan dan pendataan sementara pihak sekolah, baru delapan siswa yang mencoba mencicipi minuman sirup yang dikonsumsi dengan cara disemprot itu, dan beberapa saat kemudian mereka merasakan mual dan sebagian muntah.
Kejadian itu diketahui guru dan sebagian wali murid yang langsung melakukan penanganan sementara.
Hasilnya, enam siswa yang sempat mengalami mual bisa ditangani dengan cara diberi minuman air putih dan air kelapa muda, sementara dua siswa lainnya yang kondisinya parah dilarikan ke Puskesmas Tunggangri.
"Kami tidak tahu berapa yang sudah (terlanjur beli). Namun begitu mengetahui ada yang keracunan, sebagian minuman kemasan itu telah dibuang. Kami baru mendapati ada delapan botol minuman kemasan yang mengalami keracunan," katanya.
Dr Gendut, dokter Puskesmas, memastikan kedua siswa yang dibawa ke Puskesmas Pembantu Tunggangri mengalami keracunan dari minuman kemasan mainan botol sprayer yang dibeli dari pedagang kaki lima di sekolahnya.
Namun ia tidak bisa memastikan kandungan apa yang menyebabkan para siswa keracunan.
Menurut dr Gendut, beberapa botol minuman penyebab keracunan serta sampel muntahan dari siswa yang mengalami keracunan telah diserahkan polisi untuk dilakukan penyelidikan dengan cara dibawa ke laboratorium di Surabaya.
"Untuk mengurangi efek racun tadi kami sudah berikan obat natrium bikarbonat, dan hasilnya kondisi siswa sudah membaik. Hanya satu di antara mereka kondisi kesehatan sebelum kejadian sudah turun sehingga efek keracunan lebih parah dibanding yang lain dan butuh penanganan lebih lanjut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kendati tidak sampai menimbulkan korban jiwa, dua dari delapan siswa yang sempat mencicipi sensasi semprotan minuman kemasan botol mainan sprayer itu harus dilarikan ke Puskesmas Pembantu Desa Tunggangri.
Mereka sempat mendapat pertolongan pertama untuk meredakan efek keracunan sebelum kemudian dirujuk ke Puskesmas Kalidawir yang memiliki fasilitas rawat inap.
"Kondisinya sebenarnya sudah membaik. Tapi untuk tindak lanjut, masih butuh observasi terus, karena kami juga tidak tahu jenis minuman yang dikonsumsi itu apa, yang disemprotkan itu apa, sehingga pasien kami rujuk ke Puskesmas Kalidawir yang memiliki fasilitas lebih lengkap dan ada rawat inapnya," kata dokter jaga Puskesmas Tunggangri, dr Gendut Sutanto menjelaskan.
Insiden keracunan itu sendiri disebut salah satu guru RA Wathoniyah, Muhimmatun, berlangsung cepat.
Semua bermula pada jam istirahat kegiatan belajar-mengajar sekitar pukul 09.30 WIB dan sejumlah siswanya beramai-ramai keluar halaman sekolah RA untuk membeli jajanan di pedagang keliling yang telah membuka lapak dagangannya di depan MIN 1 Kalidawir.
Menurut dia, banyak siswa yang membeli minuman sirup kemasan botol mainan sprayer di salah satu pelapak keliling.
Namun tidak semua langsung diminum. Pantauan dan pendataan sementara pihak sekolah, baru delapan siswa yang mencoba mencicipi minuman sirup yang dikonsumsi dengan cara disemprot itu, dan beberapa saat kemudian mereka merasakan mual dan sebagian muntah.
Kejadian itu diketahui guru dan sebagian wali murid yang langsung melakukan penanganan sementara.
Hasilnya, enam siswa yang sempat mengalami mual bisa ditangani dengan cara diberi minuman air putih dan air kelapa muda, sementara dua siswa lainnya yang kondisinya parah dilarikan ke Puskesmas Tunggangri.
"Kami tidak tahu berapa yang sudah (terlanjur beli). Namun begitu mengetahui ada yang keracunan, sebagian minuman kemasan itu telah dibuang. Kami baru mendapati ada delapan botol minuman kemasan yang mengalami keracunan," katanya.
Dr Gendut, dokter Puskesmas, memastikan kedua siswa yang dibawa ke Puskesmas Pembantu Tunggangri mengalami keracunan dari minuman kemasan mainan botol sprayer yang dibeli dari pedagang kaki lima di sekolahnya.
Namun ia tidak bisa memastikan kandungan apa yang menyebabkan para siswa keracunan.
Menurut dr Gendut, beberapa botol minuman penyebab keracunan serta sampel muntahan dari siswa yang mengalami keracunan telah diserahkan polisi untuk dilakukan penyelidikan dengan cara dibawa ke laboratorium di Surabaya.
"Untuk mengurangi efek racun tadi kami sudah berikan obat natrium bikarbonat, dan hasilnya kondisi siswa sudah membaik. Hanya satu di antara mereka kondisi kesehatan sebelum kejadian sudah turun sehingga efek keracunan lebih parah dibanding yang lain dan butuh penanganan lebih lanjut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019