Huria Kristen Batak Protestan akan menggelar Rapat Pendeta HKBP 2019 yang diselenggarakan mulai tanggal 21-24 Oktober 2019 di Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon, yang akan mempersiapkan pribadi setiap pelayan firman dalam menghadapi era industrialiasasi hingga era robotnik 5.0.

Agenda rapat pendeta itu akan diikuti 1756 pendeta HKBP dengan mengangkat thema "Aku mendoakanmu agar imanmu tidak jatuh", dan sub tema "Pendeta HKBP belajar dan bergegas melaksanakan tugas panggilannya agar iman tidak jatuh pada era revolusi industri keempat. 

Demikian disampaikan oleh Ketua Panitia Rapat Pendeta yang juga Sekretaris Jendral HKBP Pdt David Farel Sibuea, bersama Ketua Rapat Pendeta Pdt Robinson Butarbutar, dan Kepala Biro Informasi Pdt Athur Lumbantobing, dalam keterangan persnya di Gedung Raja Pontas HKBP Pearaja Tarutung, Rabu (16/10).

"Urgensitas rapat pendeta dilaksanakan untuk mengevaluasi, membahas dan merumuskan bersama mengenai relevansi pengajaran dan kegiatan - kegiatan yang berkenaan dengan teologi, ajaran, hukum, dan siasat, atau "ruhut parmahanion" dengan "paminsangan, liturgi", dan tata kehidupan rohani di HKBP," jelasnya.  

Pdt Farel mengungkapkan, dalam rapat pendeta tersebut akan diundang kehadiran kepala-kepala daerah kawasan Danau Toba, juga Menteri Agama RI, dan Gubernur Sumatera Utara. 

Kegiatan rapat pendeta ini bertujuan untuk membahas pembangunan pengembangan manusia dan lingkungan yang diharapkan mendapat masukan dari para kepala daerah di kawasan Danau Toba agar gereja mampu bekerja sama dan bermitra dengan pemerintah untuk pengembangan kawasan Danau Toba. 

"Ada tiga latar belakang sosial agama yang memotori tema besar ini. Pertama, budaya instan dan hedonis semakin lama semakin menggiring orientasi masyarakat menjadi konsumtif dalam waktu yang relatif singkat," terangnya.

Kedua, bagaimana orientasi budaya individualis semakin meremukkan tatanan nilai kebersamaan dengan masyarakat terutama masyarakat Batak yang memiliki karakteristik hidup dalam kebersamaan dan berdampingan. 

Serta poin ketiga, terkait pandangan hidup yang bersandar kepada rasionalitas dan logis cukup berpengaruh terhadap model kepercayaan masyarakat. 

Ketua Rapat Pendeta, Pdt Robinson Butarbutar juga menambahkan, kegiatan rapat pendeta HKBP dilaksanakan sekali dua tahun seiring periodesasi pengurusnya yang telah disepakati untuk diterapkan sekali dalam empat tahun. 

"Rapat pendeta HKBP ini membahas laporan dan kegiatan Ketua Rapat Pendeta yang telah berjalan sejak Desember 2017. Juga membahahas tentang 'tumpak liat' pendeta dan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan pendeta HKBP," sebutnya.

"'Tumpak liat' pendeta itu bertujuan untuk membantu para pendeta yang sakit, meninggal dunia, dan pensiun, serta merapatkan dan merumuskan ajaran iman daalam menguatkan persaudaran, kata Robinson. 

Disebutkan, rapat pendeta yang digelar tidak mengakomodir jabatan struktural dalam lingkungan HKBP alias menerapkan prinsip sama dan sejajar. 

Karena dalam merumuskan ajaran iman tidak ada boleh orang mengangap dirinya lebih tinggi supaya semua mencari keputusan yang benar sesuai tuntuan Roh Kudus.

"Maksud dan tujuan rapat pendeta HKBP adalah untuk memberikan pemahaman bersama secara utuh dan menyeluruh tentang bentuk-bentuk perkembangan era digital industri 4.0 yang sedang mengubah kehidupan manusia secara fundamental,', paparnya.

Dimana, kemajuan tidak lagi menyentuh hingga ke level gaya hidup tetapi telah menjelma menjadi kebutuhan. Sadar akan keadaan tersebut, rapat pendeta mendoakan seluruh warga jemaat dan seluruh pelayan HKBP agar imannya tidak sampai goyah.

Kemudian, rapat tersebut juga diharapkan sebagai ajang untuk menentukan sikap dalam menghadapi realita perkembangan dunia digital yang tidak mungkin dapat dibendung sekaligus memanfaatkannya untuk pertumbuhan iman jemaat dalam menggenapi tugas dan panggilanNya menjadi berkat bagi dunia.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019