Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat untuk meningkatkan pengembangan ekspor produk dekorasi rumah dari Indonesia ke pasar Eropa, salah satunya dengan memasilitasi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward dan Managing Director Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Belanda Hans Obdeijn.
"Kerja sama bertujuan memperkuat kapasitas eksportir Indonesia di sektor produk dekorasi rumah, khususnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dan tanggung jawab sosial dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia sehingga lebih mudah memasuki pasar Eropa," kata Dody pada penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa.
Ada pun MoU ini merupakan tindak lanjut dari Letter of Intent (LoI) yang telah ditandatangani sebelumnya di Den Haag, Belanda pada 23 Juli 2019.
Program kerja sama Kemendag dan CBI terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap pertama, UKM yang telah mendaftar akan diseleksi melalui sistem audit yang ketat.
UKM yang terpilih akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan pelatihan, seperti pelatihan terkait pemahaman pasar Eropa, serta pengembangan kinerja tanggung jawab sosial.
Selanjutnya, proses seleksi akan fokus pada peningkatan strategi penetrasi pasar bagi UKM untuk dapat memasuki pasar Eropa. Pada tahap ini, UKM akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pemasaran, seperti partisipasi pada pameran, misi dagang bisnis ke bisnis, atau pemasaran secara daring.
Kriteria UKM yang dapat mengikuti program yaitu UKM Indonesia dengan fokus produk dekorasi rumah berbahan kayu, rotan, dan serat alami lainnya, selain itu perusahaan juga siap ekspor.
Selanjutnya, UKM memiliki saham minimal 51 persen, memiliki karyawan sebanyak lima hingga 500 orang, serta telah memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat dikembangkan.
"Kami harapkan UKM, khususnya di bidang home decoration bisa memiliki daya saing karena produk home decoration ini mempunyai pasar yang cukup baik di Belanda. Setelah kita masuk Belanda, ekspor bisa masuk ke negara di sekitarnya," kata Dody.
Ada pun penjaringan peserta telah dilakukan sejak awal 2019 sampai September 2019 yang lalu dan telah terkumpul 93 perusahaan dari seluruh Indonesia.
UKM yang berorientasi ekspor, khususnya sektor dekorasi rumah akan mendapat kesempatan dibina secara langsung dari tenaga ahli CBI Belanda.
Produk dekorasi rumah Indonesia memiliki peluang yang cukup besar di pasar Eropa. Belanda menempati peringkat pertama di Eropa untuk tujuan ekspor produk dekorasi Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 22,34 persen.
Ekspor produk ini menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun 2014-2018, yaitu 3,38 persen dengan total ekspor di tahun 2018 sebesar 109 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward dan Managing Director Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Belanda Hans Obdeijn.
"Kerja sama bertujuan memperkuat kapasitas eksportir Indonesia di sektor produk dekorasi rumah, khususnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dan tanggung jawab sosial dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia sehingga lebih mudah memasuki pasar Eropa," kata Dody pada penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa.
Ada pun MoU ini merupakan tindak lanjut dari Letter of Intent (LoI) yang telah ditandatangani sebelumnya di Den Haag, Belanda pada 23 Juli 2019.
Program kerja sama Kemendag dan CBI terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap pertama, UKM yang telah mendaftar akan diseleksi melalui sistem audit yang ketat.
UKM yang terpilih akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan pelatihan, seperti pelatihan terkait pemahaman pasar Eropa, serta pengembangan kinerja tanggung jawab sosial.
Selanjutnya, proses seleksi akan fokus pada peningkatan strategi penetrasi pasar bagi UKM untuk dapat memasuki pasar Eropa. Pada tahap ini, UKM akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pemasaran, seperti partisipasi pada pameran, misi dagang bisnis ke bisnis, atau pemasaran secara daring.
Kriteria UKM yang dapat mengikuti program yaitu UKM Indonesia dengan fokus produk dekorasi rumah berbahan kayu, rotan, dan serat alami lainnya, selain itu perusahaan juga siap ekspor.
Selanjutnya, UKM memiliki saham minimal 51 persen, memiliki karyawan sebanyak lima hingga 500 orang, serta telah memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat dikembangkan.
"Kami harapkan UKM, khususnya di bidang home decoration bisa memiliki daya saing karena produk home decoration ini mempunyai pasar yang cukup baik di Belanda. Setelah kita masuk Belanda, ekspor bisa masuk ke negara di sekitarnya," kata Dody.
Ada pun penjaringan peserta telah dilakukan sejak awal 2019 sampai September 2019 yang lalu dan telah terkumpul 93 perusahaan dari seluruh Indonesia.
UKM yang berorientasi ekspor, khususnya sektor dekorasi rumah akan mendapat kesempatan dibina secara langsung dari tenaga ahli CBI Belanda.
Produk dekorasi rumah Indonesia memiliki peluang yang cukup besar di pasar Eropa. Belanda menempati peringkat pertama di Eropa untuk tujuan ekspor produk dekorasi Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 22,34 persen.
Ekspor produk ini menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun 2014-2018, yaitu 3,38 persen dengan total ekspor di tahun 2018 sebesar 109 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019