Jihan Aira Maritza Gazali, siswa Taman Kanak-Kanak (TK) asal Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, meninggal dunia dengan mengeluarkan buih dan darah dari hidung, Kamis lalu (10/10).

Jihan sempat menjalani pertolongan pertama di Rumah Sakit Metta Medika, Kota Padangsidimpun, namun Allah berkehendak lain pada anak tunggal pasangan Husin dan Noni Fransiska Nasution itu.

Awak media berkesempatan menyambagi Noni Fransiska Nasution di kediamannya, Selasa. Noni bercerita panjang lebar semasa hidup putri tersayangnya.

"Hari ini hari terakhir prosesi tahlilan untuk Jihan yang telah dimakamkan Jumat (11/10) malam pukul 21.30 WIB," katanya.

Ia bercerita bahwa suaminya memiliki dua istri. Noni adalah istri kedua, sementara istri pertama, NW tinggal di Jalan Perjuangan 45/33 Kelurahan Wek II, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Dengan NW, Husin memiliki tiga anak dan semuanya tinggal di Kota Medan.

Sebagai istri kedua, ucap Noni, seringkali memang terjadi pertengkaran dengan istri pertama Husin. 

"Tidak pernah harmonislah intinya, kalau pun bertemu di jalan sering ribut dan bertengkar, sering dijambaknya juga aku," katanya.

Namun begitu anaknya, Jihan, sering dibawa oleh Husin ke rumah istri pertama dan selama ini anaknya baik-baik saja. 

Husin juga lebih sering tinggal atau bermalam di rumah istri pertamanya. 

Pada hari tragis itu, Jihan dibawa oleh Husin dari rumah mereka istri pertama, hanya berselang kurang lebih satu jam setelah ditiggal, Husin dikabari oleh istri pertama bahwa Jihan sakit dan pingsan.

"Kalau kata anak pembantunya, dia dikasih ice cream sama kacang. Terus sakit, dikasih air juga. Terus dibawalah ke RS Metta Medika, saya di sana Cece (panggilan sayang Jihan) sudah gak sadar lagi. Masih dipompa jantung sama orang rumah sakit,” cerita Noni, yang setelah itu ia menyadari anak satu-satunya itu telah meninggal dunia.

Noni dan Husin pun kemudian melaporkan kejanggalan perihal kematian Jihan ke Polres Kota Padangsidimpuan. 

"Tak lama berselang, dari RS Metta Medika dirujuk ke RSUD Kota Padangsidimpuan untuk visum. Bagian hidung anak saya mengeluarkan cairan berbentuk buih dan disertai cairan sejenis darah. Katanya sakit bagian tenggoran, keselak kacang. Kami rasa janggal kalau hanya keselak kacang," katanya.

Karena selama ini Jihan keadaan sehat, dan tidak ada riwayat penyakit. Kemudian kejadian hidung berbuih dan berdarah ini mendorong Husin dan Noni untuk membawa jasad anak mereka itu ke Kota Pematang Siantar guna proses autopsi dengan harapan, kejanggalan ini segera terungkap dengan terang.

“Harapannya, diusut sampai tuntas dan diketahui dengan pasti penyebab kematian Jihan,” tandas Noni yang masih terus berduka, sepeninggal anak satu-satunya itu.

Jihan Aira Maritza Gozali, gadis kecil itu masih duduk di bangku TK di Perguruan Sari Putra Kota Padangsidimpuan.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kota Padangsidimpuan, AKP Abdi Abdillah menuturkan kepada wartawan, bila proses di pihaknya masih dalam tahap penyelidikan. 

Apalagi jasad korban masih proses menjalani autopsi dan juga menunggu hasilnya. 




 

Pewarta: Khairul Arief

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019