Kabut tebal menyelimuti wilayah Labuhanbatu Utara, Selasa pagi. Akibatnya, jarak pandang terbatas dan diperkirakan penglihatan jelas hanya berkisar 100-150 meter saja.

Kondisi itu membuat para pengendera kenderaan harus berhati-hati dalam mengemudi. Jika tidak, maka hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Kondisi tersebut memang tidak seperti hari biasa.

Salah seorang warga yang ditanya tentang hal itu menyatakan tidak mengetahui persis. "Kurang paham benar aku. Ntah kabut entah asap ini," kata seorang bapak paruh baya yang sedang menanti istrinya berbelanja di Pasar Tradisional Aekkanopan.

Seperti di Simpang Sukaramai yang berbatasan antara Asahan dan Labura, warga yang pagi itu sibuk memulai aktivitas harus berhati-hati saat mau atau menyeberang jalan lintas Sumatera.

Untungnya, sejumlah 'relawan' yang turut mengatur lalulintas membuat masyarakat terbantu. Apalagi jalan di simpang yang berada di perbatasan dua kabupaten itu terbilang kecil dan termasuk jalur yang banyak dilalui warga.

Hal serupa juga terlihat di depan Yayasan Pelita yang lokasinya persis di sisi tugu perbatasan Asahan-Labura. Personil Satpam terpaksa rangka tugas sebagai pengatur lalulintas demi kelancaran siswa yang mau masuk ke kompleks sekolah.

Baca juga: Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia pada 2045

Pewarta: Sukardi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019