Komite Nasional Perlindungan Anak atau Komnas PA bersama Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu mengelar seminar sehari bertajuk gerakan memutus mata rantai kekerasan terhadap anak dan perempuan, Senin di Gedung Nasional Jalan Ahmad Yani Rantauprapat.

Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait berbagi berbagi tips mendidik anak zaman now atau anak saat ini untuk menjadikan anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Pertama, menghargai anak dan bersikap adil, dengan menciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang saat bersama anak. Memberi penghargaan bila anak melakukan perbuatan terpuji dan beritahu kesalahannya bila melakukan tindakan yang tidak baik. Dengan demikian anak akan belajar menghargai orang lain, terutama orangtuanya.

Kedua, dengarkan keluhan anak. Bila anak berperilaku buruk, seperti melawan, suka memukul atau berbohong, maka pahamilah perasannya dan dengarkan penolakan dan keluhannya lebih dulu lalu ajak berdiskusi.

Ketiga, ungkapkan dengan jelas ketidaksetujuan anda ketika anak berperilaku tidak baik. Hindari ucapan yang memojokkan dan menyalahkan anak.

Misalnya, ayo, cepat mandi, Mama tidak suka punya anak bau dan pemalas seperti kamu. Lebih baik jika kita mengatakan: Yuk mandi, sayang, supaya kau wangi dan bersih. Setelah itu kita jalan-jalan.

Keempat, peringatkan lebih awal. Ketika anda ingin anak anda melakukan sesuatu, coba ingatlah lebih awal dan berikan pilihan. Misalnya, Nak, sepuluh menit lagi waktunya tidur ya. Supaya besok pagi kamu tidak terlambat bangun dan tidak mengantuk di sekolah.

Kelima, menghindar ketika marah. Ketika anda marah karena perilaku anak, maka menghindarlah seketika dari anak, kemudian tenangkanlah diri anda. Setelah itu dialogkan dengan anak, mengapa anda marah.

Baca juga: Indonesia darurat kekerasan terhadap anak

Keenam, berupayalah lebih akrab dengan anak. Binalah hubungan yang lebih hangat dan akrab dengan anak, sehingga anak akan menjadi lebih terbuka pada orangtua. Jadilah contoh yang baik bagi anak dalam menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang berlaku.

"Dunia anak adalah dunia yang penuh kegembiraan dan keceriaan, karena itu kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi anak-anak zaman now. Didiklah anak-anak dengan kasih sayang," ujarnya.

Arist Merdeka Sirait menjelaskan, dalam memutus mata rantai kekerasan terhadap anak, ada beberapa langkah yang harus dilakukan orangtua.

Yakni, menjadi guru yang pertama dan terutama bagi anak dalam segala hal, memahami pertumbuhan, perkembangan dan perilaku anak sesuai usianya, mengenalkan kepada anak tentang kesehatan reproduksi termasuk mengenalkan bagian tubuhnya serta fungsi bagian tubuh pribadi seperti alat kelamin atau katakan yang sebenarnya, penis atau vagina, payudara, bokong, anus.

Berikan pengertian tentang sentuhan yang harus dihindari anak pada bagian tubuh pribadi, jelaskan sentuhan yang salah dan buruk. Sentuhan yang menyenangkan dan baik adalah ciuman pipi antara orangtua dan anak saat pamit ke sekolah atau kalau bepergian, berpelukan dengan saudara jika bertemu dan berpisah dan berjabat tangan dengan orang lain.

“Ajarkan anak untuk menolak dan mengatakan tidak saat menerima sentuhan buruk dan tidak nyaman serta mewaspadai tawaran atau iming-iming,” tegasnya.

Membangun komunikasi terbuka dengan anak dan, mintalah anak untuk tidak takut memberitahu orangtua atau guru jika terjadi tindakan yang membuat anak merasa tidak nyaman.

Misalnya, mengalami kekerasan fisik, tindakan bullying atau perundungan, kekerasan seksual dan sebagainya. Berlakulah menjadi sahabat anak, menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak, mengenali pergaulan/teman-teman anak, melakukan keguatan bersama termasuk beribadah, terlibat dalam kegiatan sekolah anak, dan mengikuti perkembangan informasi teknologi.

Empat penyebab utama terjadinya kekerasan terhadap anak, sebut Arist, yakni ada anak yang berpotensi menjadi korban; ada anak/orang dewasa yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan, ada peluang karena kurang pengawasan; dan ada pencetus dari anak atau pelaku.

Sedangkan kekerasan terhadap anak, adalah lingkungan rumah (ayah, kakak, paman, tukang kebun, supir jemputan dan sahabat dekat) lingkungan sekolah (guru, penjaga sekolah, keamanan sekolah, tukang kebun dan pengelola sekolah) lingkungan sosial/ruang publik (tempat bermain, tetangga, pedagang keliling dan teman sebaya) lingkungan panti/boarding school (pengelola, pengusaha dan sesama anak).

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019