Global Qurban-ACT akan mendistribusikan daging kurban untuk pengungsi korban gempa bumi di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Insyaallah untuk kurban di NTB, kita ikhtiar di seluruh kabupaten yang merupakan daerah terpapar gempa Lombok," kata M. Romi Saefudin dari tim program Global Qurban-ACT seperti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan daging kurban akan didistribusikan ke unit-unit Posko Kemanusiaan ACT untuk dimasak dan menjadi menu santap bersama para pengungsi.
ACT melibatkan warga yang tinggal di pengungsian, terutama ibu-ibu, untuk memasak daging kurban sehingga mereka dapat menentukan sendiri pengolahannya.
Baca juga: Regenerasi ACT perkuat organisasi kemanusiaan
"Sejak setahun lamanya, gempa menyapa saudara kita di Lombok, banyak dari mereka masih tinggal di 'shelter' dan rumah seadanya. Insyaallah kami dari ACT-NTB berikhtiar bersama mengembalikan senyum mereka dengan berkurban di lokasi bencana," ungkap Romi.
Setahun lalu, dua pekan sebelum Idul Adha, gempa bermagnitudo 6,9 mengguncang Lombok, tepatnya pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018.
Lebaran Kurban berbalut duka bagi Muslim di Lombok Utara, tidak ada ketupat berdampingan dengan sajian daging di meja makan keluarga para korban gempa pada Idul Adha 1439 Hijriah.
Gempa magnitudo 6,9 dua minggu sebelumnya menghancurkan rumah warga Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Baca juga: ACT-Abu Nawas bagikan ribuan paket nasi
"Kami sedih, Idul Adha kondisinya sedang begini. Biasanya kan di rumah, kumpul sama keluarga masak ketupat, sedang sekarang kami semua hanya bisa merayakan di tenda pengungsian," kata Juliani, salah satu korban gempa kepada Tim ACTNews.
Pada era globalisasi, dengan pemanfaatan teknologi maka umat Islam bisa berkurban hanya dengan menggunakan telepon genggam dan jaringan internet.
Global Qurban, lembaga yang diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), memudahkan masyarakat untuk membantu para korban di lokasi bencana melalui www.globalqurban.com.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Insyaallah untuk kurban di NTB, kita ikhtiar di seluruh kabupaten yang merupakan daerah terpapar gempa Lombok," kata M. Romi Saefudin dari tim program Global Qurban-ACT seperti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan daging kurban akan didistribusikan ke unit-unit Posko Kemanusiaan ACT untuk dimasak dan menjadi menu santap bersama para pengungsi.
ACT melibatkan warga yang tinggal di pengungsian, terutama ibu-ibu, untuk memasak daging kurban sehingga mereka dapat menentukan sendiri pengolahannya.
Baca juga: Regenerasi ACT perkuat organisasi kemanusiaan
"Sejak setahun lamanya, gempa menyapa saudara kita di Lombok, banyak dari mereka masih tinggal di 'shelter' dan rumah seadanya. Insyaallah kami dari ACT-NTB berikhtiar bersama mengembalikan senyum mereka dengan berkurban di lokasi bencana," ungkap Romi.
Setahun lalu, dua pekan sebelum Idul Adha, gempa bermagnitudo 6,9 mengguncang Lombok, tepatnya pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018.
Lebaran Kurban berbalut duka bagi Muslim di Lombok Utara, tidak ada ketupat berdampingan dengan sajian daging di meja makan keluarga para korban gempa pada Idul Adha 1439 Hijriah.
Gempa magnitudo 6,9 dua minggu sebelumnya menghancurkan rumah warga Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Baca juga: ACT-Abu Nawas bagikan ribuan paket nasi
"Kami sedih, Idul Adha kondisinya sedang begini. Biasanya kan di rumah, kumpul sama keluarga masak ketupat, sedang sekarang kami semua hanya bisa merayakan di tenda pengungsian," kata Juliani, salah satu korban gempa kepada Tim ACTNews.
Pada era globalisasi, dengan pemanfaatan teknologi maka umat Islam bisa berkurban hanya dengan menggunakan telepon genggam dan jaringan internet.
Global Qurban, lembaga yang diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), memudahkan masyarakat untuk membantu para korban di lokasi bencana melalui www.globalqurban.com.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019