Wali Kota Binjai Muhammad Idaham bersama ketua Tim Penggerak PKK Lisa Andriani mengunjungi sentra usaha pembuatan pengasapan ikan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Wali kota Binjai Muhammad Idaham, di Binjai, Sabtu.

Ia menyampaikan kunjungan yang dilakukannya itu disela-sela mengikuti Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke XIV di Kota Semarang,  Jawa Tengah, yang berlangsung tanggal 1-5 Juli 2019.

Dalam kunjungan tersebut dirinya juga turut didampingi Camat Semarang Utara Aniceto Magno Da Silva dan istri, dimana bersama rombongan meninjau proses pembuatan ikan asap  yang sudah dikenal sebagai kuliner khas kota Semarang dan berdialog dengan pengelola Zaenuri selaku ketua Paguyuban Panggang Mangut di Bandarharjo.

Pada kesempatan itu Zaenuri menjelaskan bahan baku ikan asap adalah ikan berukuran besar antara lain ikan cakalang, pari, manyung dan tongkol. Caranya ikan dibersihkan dagingnya dipotong kecil kemudian dilakukan pengasapan. 

"Ikan asap biasanya diolah jadi mangut yaitu masakan berkuah kental dan pedas," katanya.

Menurut Zaenuri, tidak hanya daging ikan saja yang punya nilai ekonomis tinggi. Termasuk bagian insang ikan bila dijemur hingga kering dan dapat dijadikan kerupuk ikan yang harganya mencapai Rp 150.000-Rp 600.000 per kilogramnya. 

Menyangkut dengan penjualan insang ikan yang sudah kering tersebut peminatnya terutama warga yang berada di Singapura dan Cina.

"Sedangkan untuk tulang ikan dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul guna diolah sebagai pakan ternak," kata Zaenuri.

Disini terdapat 30 orang anggota dan rata-rata telah menggeluti usaha pengasapan ikan secara turun menurun.

Camat Aniceto telah menjelaskan tentang potensi ekonomi dari pengasapan ikan yang telah ada sejak tahun 70 an. Ikan asap yang dijual di pasar pasar kota Semarang biasanya sudah ludes sebelum tengah hari karena tingginya minat pembeli. 

Muhammad Idaham mengaku sangat senang bisa mengunjungi usaha pengasapan ikan Bandarharjo. 

"Binjai juga bisa mengembangkan usaha sejenis dengan memanfaatkan potensi perikanan yang ada. Nantinya restoran dan rumah makan bisa berinovasi untuk menciptakan menu makanan berbahan ikan asap," katanya. 

"Jadi rumah makanpun punya daya tarik, karena ikannya tidak cuma dibakar atau digoreng saja," ujarnya.



 

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019