Kehadiran keramba jaring apung (KJA) 77 binaan Lanal Sibolga yang berada di sekitaran Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga, sempat megundang polemik dengan bagan pancang yang ada di sekitarnya. 

Padahal kalau dilihat dari manfaatnya, justru kehadiran KJA itu menambah hasil tangkapan bagan pancang.

Demikian diungkapkan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk saat melakukan penaburan benih ikan di KJA 77 bersama dengan Forkopimda, Danlanal Sibolga Letkol Laut (P) Betrawarman, Dandim 0211/TT Letkol Inf Jimmy Rihi Tugu, Kapolres Sibolga AKBP Edwin H Hariandja, Kapolres Tapteng AKBP Sukamat, Jumat (28/6).

"Kami dengar ada polemik, katanya keramba ini mengganggu usaha bagan pancang yang ada di sekitarnya. Kami tegaskan, bahwa hal itu tidak benar adanya, karena keramba ini merupakan budi daya ikan bukan penangkapan ikan. Justru keramba ini malah menambah hasil tangkapan bagan pancang," tegas Wali Kota.

Diungkapkan Wali Kota, atas nama pemerintah Kota Sibolga, ia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pengusaha keramba dan Lanal Sibolga atas upaya budi daya ikan keramba jaring apung. 

Ia berharap agar usaha tersebut terus dikembangkan pascadilarangnya pukat ikan beroperasi yang mengakibatkan dampak ekonomi yang tidak baik untuk masyarakat Sibolga.

“Tentu perlu alternatif selain penangkapakan ikan. Oleh sebab itu, budi daya ikan dengan keramba jaring apung ini sangat kami dukung,” ungkap Wali Kota

Sementara itu Danlanal Sibolga dalam sambutannya menyampaikan, keramba binaan mereka itu sebagai salah satu solusi bangkitnya kembali kota Sibolga sebagai kota ikan.

“Harapam kami semoga seluruh pihak di kota Sibolga mendukung dan menyukseskan apa yang sudah direncanakan ini. Sebagai catatan, bahwa Sibolga menjadi pionir pertama di Sumatera Utara yang melakukan pembinaan Keramba Jaring Apung, dan ternyata mulai dicontoh oleh daerah lainnya,” ungkap Danlanal.

Ada pun bibit ikan yang ditabur dihasilkan dari laut Sibolga bukan didatangkan dari luar kota.


 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019