PT Tirta Sibayakindo meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) atas upaya konservasi di kawasan daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba melalui penanaman pohon Macadamia.

Penghargaan tersebut diserahkan Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kemen LHK  Ir. Hudoyo, MM dan diterima oleh Stakeholder Relations Manager PT Tirta Sibayakindo  Sahat Esron Siringoringo,  yang bertepatan peluncuran program Pengembangan Tanaman Macadamia di Persemaian Permanen di Huta Gijang, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (27/6).

Hudoyo menerangkan program yang diluncurkan ini merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi lahan kritis, yakni dengan memilih tanaman yang cocok untuk rehabilitasi hutan dan lahan.

Lebih lanjut ia menambahkan berdasarkan hasil penelitian Balai Litbang Aek Nauli terhadap Macadamia sejak tahun 2009 dan mempunyai kebun percobaan Macadamia  adalah pilihan tepat untuk kawasan Tapanuli Utara yang merupakan tanaman lokal yang sudah dikenal masyarakat di kawasan Danau Toba dan sesuai untuk suhu rendah dan dataran tinggi, sehingga cocok untuk penanganan hulu DAS.

Hasilnya pun berupa kacang Macadamia dapat menjadi produk unggulan kuliner kawasan Danau Toba.

Dengan itu masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi berupa  penghasilan kotor sekitar Rp200 juta – Rp 1 miliar dari tiap hektar saat tanaman Macadamia berusia lebih dari 6 tahun.

Bahkan Macadamia mempunyai prospek ekspor.

Penyerahan penghargaan yang dirangkai dengan Peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan Sedunia (World Day to Combat Desertification) juga  dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri LHK Siti Nurbaya, Gubernur Sumatera Utara Eddy Rachmayadi, semua bupati di Kawasan Danau Toba, tokoh-tokoh masyarakat, para pemerhati lingkungan hidup, dan masyarakat Tapanuli.

Danone-AQUA melalui Pabrik AQUA Berastagi (PT Tirta Sibayakindo) berpartisipasi untuk mengembangkan tanaman Macadamia di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba guna mendukung program pemerintah dalam hal rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan tersebut.

Stakeholder Relations Manager PT Tirta Sibayakindo  Sahat Esron Siringoringo  mengatakan pihaknya  bekerja sama dengan Cipta Fondasi Komunitas telah melakukan konservasi di kawasan Danau Toba sejak tahun 2017 dengan menanam 31.500 pohon di atas lahan seluas 15 Hektar.

Kebanyakan yang ditanam adalah pohon Kopi, sedangkan Macadamia itu merupakan tanaman pelindung untuk Kopi.

"Setiap pohon yang kami tanam diberi identitas, sehingga memudahkan dalam pemantauan terhadap pertumbuhan dan perawatan pohon-pohon itu," jelasnya.

Program Konservasi Danau Toba yang dilakukan Danone-AQUA ini disesuaikan dengan kondisi alam sekitar Danau Toba dan berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Budidaya tanaman kopi ini sangat cocok untuk memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat. Untuk mendukung hal itu para petani yang terlibat dalam program konservasi Danone-AQUA ini juga beternak lebah madu untuk meningkatkan penghasilan mereka," tambah Esron penuh semangat.

Pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki perhatian khusus tentang penanggulangan degradasi lahan. Tahun 2018, terdapat 14,01 juta hektar lahan kritis di Indonesia. Karenanya, KLHK menargetkan rehabilitasi hutan dan lahan pada tahun 2019 seluas 207.000 Hektar, yang akan difokuskan pada 15 DAS prioritas, 15 danau prioritas , dan 65 bendungan dan daerah rawan bencana.
 

Pewarta: Akung

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019