Karya seorang jurnalis dapat menggiring dan menciptakan suatu opini di tengah masyarakat. Karenanya seorang jurnalis diharapkan dapat menyajikan informasi sesuai dengan fakta dan data yang ada.

Demikian antara lain disampaikan Wakil Bupati Labuhanbatu Utara KRT H Dwi Prantara pada acara buka puasa bersama wartawan/insan pers yang dilaksanakan di halaman rumah dinas bupati, Kamis (16/5).

“Kalau media sudah menyatakan saya bodoh, maka sepintar apapun saya, maka akan dianggap bodoh. Kalau media sudah menyatakan saya pelit, maka sedermawan apa pun saya, maka saya akan dianggap pelit,” katanya memberi contoh.

Pria yang juga Ketua DPD Partai NasDem Labura itu juga menyebutkan, dalam perjalanannya media sudah berkembang dalam beberapa fase. Di antaranya adalah fase media cetak dimana para wartawan hanya membutuhkan data dan narasi.

Selanjutnya berkembang menjadi fase elektronik. Saat itu wartawan elektronik harus mencari gambar atau visual terkait pemberitaan yang akan disajikan. Dan saat ini sudah semakin berkembang dengan munculnya media sosial.

Pemkab, terangnya, membutuhkan peran wartawan untuk menginformasikan program dan pembangunan yang dilaksanakan. Sebaliknya, seorang wartawan juga membutuhkan pemerintah yang merupakan narasumber.

Untuk itulah, di tengah kondisi seperti sekarang ini, diharapkan wartawan yang profesional dengan menyajikan informasi sesuai data dan fakta kepada masyarakat. Dengan demikian, informasi yang disajikan tidak akan menimbulkan berbagai persepsi.

Wabup Labura H Dwi Prantara dan Sekdakab H Habibuddin Siregar memeriksa amplop sebelum menyerahkan kepada anak yatim pada acara buka puasa bersama di halaman rumah dinas bupati, Kamis. (Antara Sumut/Sukardi) 

Pewarta: Sukardi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019