Guru Besar Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Prof Dr Erika Revida Saragih, MS, mengatakan perempuan di era globalisasi saat ini, sudah menunjukkan hasil yang signifikan sesuai dengan cita-cita Raden Ajeng Kartini ketika memperjuangkan emansipasi.
"Perempuan Indonesia sudah semakin pintar dan maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)," ujar Erika, di Medan, Senin.
Namun, menurut dia, jika dilihat dengan total jumlah perempuan dan laki-laki yang hampir sama, yaitu 132 juta perempuan dan 132 juta laki-laki.
"Seharusnya perempuan sudah bisa mengisi dan berperan lebih 30 persen," ujar Erika.
Ia menyebutkan, tetapi praktik yang tampak di depan mata, belum dapat terlaksana dan sesuai dengan harapan kaum perempuan di Indonesia.
Keadilan dan kesetaraan gender belum seperti yang diharapkan, yakni minimal 30 persen untuk semua bidang/sektor, posis dan jabatan penting.
"Hal itu, tentunya menjadi pekerjaan rumah (PR) dan merupakan catatan penting yang harus terus menerus diperjuangkan oleh kaum perempuan," ucap dia.
Erika mengatakan, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang harus diperoleh perempuan di masa yang akan datang harus lebih besar lagi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Semoga kaum perempuan harus bekerja keras untuk mengawal hal tersebut agar sesuai dengan harapan, sehingga akan semakin lebih maju dan berkembang," kata Dosen Fisip USU itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Perempuan Indonesia sudah semakin pintar dan maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)," ujar Erika, di Medan, Senin.
Namun, menurut dia, jika dilihat dengan total jumlah perempuan dan laki-laki yang hampir sama, yaitu 132 juta perempuan dan 132 juta laki-laki.
"Seharusnya perempuan sudah bisa mengisi dan berperan lebih 30 persen," ujar Erika.
Ia menyebutkan, tetapi praktik yang tampak di depan mata, belum dapat terlaksana dan sesuai dengan harapan kaum perempuan di Indonesia.
Keadilan dan kesetaraan gender belum seperti yang diharapkan, yakni minimal 30 persen untuk semua bidang/sektor, posis dan jabatan penting.
"Hal itu, tentunya menjadi pekerjaan rumah (PR) dan merupakan catatan penting yang harus terus menerus diperjuangkan oleh kaum perempuan," ucap dia.
Erika mengatakan, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang harus diperoleh perempuan di masa yang akan datang harus lebih besar lagi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Semoga kaum perempuan harus bekerja keras untuk mengawal hal tersebut agar sesuai dengan harapan, sehingga akan semakin lebih maju dan berkembang," kata Dosen Fisip USU itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019