Kementerian Pariwisata mendukung langkah Poltek Pariwisata Medan yang akan mereview kurikulum tahap III untuk menciptakan tujuh program studi yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2019/2020.
"Review kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri dan kemampuan 'entrepreneurship' memang diperlukan untuk mendorong SDM (sumber daya manusia) yang handal," ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan (DBPIKK) Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu saat meninjau dan berbincang tentang perkembangan Poltek Akpar Medan.
Ni Wayan Giri mendukung dan bahkan mengapresiasi langkah Poltek Pariwisata Medan yang melakukan "review" kurikulum dan termasuk langkah manajemen dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kampus itu.
Menurut dia, perkembangan dunia sangat pesat sehingga semua harus siap untuk selalu berubah (dinamis) dengan melakukan penyesuaian sesuai situasi yang berkembang.
"Perubahan tentunya harus memanfaatkan teknologi untuk membantu mensukseskan pekerjaan dan target yang diberikan," ujarnya.
Ni Wayan Giri menyebutkan, Poltekpar Medan juga merupakan salah satu pemangku kepentingan yang bertugas dalam perkembangan Geopark Danau Toba.
"Poltek Pariwisata Medan harus bisa memaksimalkan pemanfaatan Geopark Toba bagi pendidikan," katanya.
Direktur Poltek Akpar, Anwari Massatip, mengatakan "review" kurikulum tahap III dilakukan manajemen untuk menciptakan kurikulum tujuh program studi yang mempunyai payung hukum guna diterapkan pada tahun ajaran baru 2019/2020.
Langkah manajemen itu, katanya, merupakan tuntutan penggunaan kurikulum yang mutakhir sesuai dengan kebutuhan industri. Serta untuk menyesuaikan dengan Mutual Recognition Agreement on Tourism Professionals (MRA TP) yang menjadi acuan pengembangan SDM pariwisata di Indonesia agar lebih kompetitif di pasar internasional khususnya di ASEAN.
"Tuntutan 'review' dan pengembangan kurikulum juga sejalan dengan program Poltek Pariwisata Medan dalam bidang akreditasi kampus berskala nasional (BAN PT, AIPT) dan internasional (ISO 9001:2015 dan Tedqual)," katanya.
Selain itu, ujar Anwari, langkah itu sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata bahwa mahasiswa yang lulus harus mampu menjadi seorang entrepreneur muda. Dia mengaku, dalam "review" kurikulum itu salah satunya adalah akan menambah kurikulum kewirausahaan dalam proses pembelajaran.
Anwari menegaskan, para pejabat dan dosen terus berupaya semaksimal mungkin menyiapkan dan mengkondisikan materi dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri sehingga saat lulus, para siswa sudah siap bersaing di dunia luar.
"Poltek Pariwisata Medan juga menyiapkan kurikulum kewirausahaan dalam pembelajaran mahasiswa dan siap mendukung Geopark Toba," ujar Anwari Massatip.
Dalam pertemuan ini ia menyampaikan juga bahwa masih ada delapan tugas yang harus kita selesaikan untuk pencapaian Danau Toba sebagai salah satu Geopark UNESCO.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Review kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri dan kemampuan 'entrepreneurship' memang diperlukan untuk mendorong SDM (sumber daya manusia) yang handal," ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan (DBPIKK) Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu saat meninjau dan berbincang tentang perkembangan Poltek Akpar Medan.
Ni Wayan Giri mendukung dan bahkan mengapresiasi langkah Poltek Pariwisata Medan yang melakukan "review" kurikulum dan termasuk langkah manajemen dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kampus itu.
Menurut dia, perkembangan dunia sangat pesat sehingga semua harus siap untuk selalu berubah (dinamis) dengan melakukan penyesuaian sesuai situasi yang berkembang.
"Perubahan tentunya harus memanfaatkan teknologi untuk membantu mensukseskan pekerjaan dan target yang diberikan," ujarnya.
Ni Wayan Giri menyebutkan, Poltekpar Medan juga merupakan salah satu pemangku kepentingan yang bertugas dalam perkembangan Geopark Danau Toba.
"Poltek Pariwisata Medan harus bisa memaksimalkan pemanfaatan Geopark Toba bagi pendidikan," katanya.
Direktur Poltek Akpar, Anwari Massatip, mengatakan "review" kurikulum tahap III dilakukan manajemen untuk menciptakan kurikulum tujuh program studi yang mempunyai payung hukum guna diterapkan pada tahun ajaran baru 2019/2020.
Langkah manajemen itu, katanya, merupakan tuntutan penggunaan kurikulum yang mutakhir sesuai dengan kebutuhan industri. Serta untuk menyesuaikan dengan Mutual Recognition Agreement on Tourism Professionals (MRA TP) yang menjadi acuan pengembangan SDM pariwisata di Indonesia agar lebih kompetitif di pasar internasional khususnya di ASEAN.
"Tuntutan 'review' dan pengembangan kurikulum juga sejalan dengan program Poltek Pariwisata Medan dalam bidang akreditasi kampus berskala nasional (BAN PT, AIPT) dan internasional (ISO 9001:2015 dan Tedqual)," katanya.
Selain itu, ujar Anwari, langkah itu sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata bahwa mahasiswa yang lulus harus mampu menjadi seorang entrepreneur muda. Dia mengaku, dalam "review" kurikulum itu salah satunya adalah akan menambah kurikulum kewirausahaan dalam proses pembelajaran.
Anwari menegaskan, para pejabat dan dosen terus berupaya semaksimal mungkin menyiapkan dan mengkondisikan materi dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri sehingga saat lulus, para siswa sudah siap bersaing di dunia luar.
"Poltek Pariwisata Medan juga menyiapkan kurikulum kewirausahaan dalam pembelajaran mahasiswa dan siap mendukung Geopark Toba," ujar Anwari Massatip.
Dalam pertemuan ini ia menyampaikan juga bahwa masih ada delapan tugas yang harus kita selesaikan untuk pencapaian Danau Toba sebagai salah satu Geopark UNESCO.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019