Mataram (Antaranews Sumut) - Kemendikbud berkolaborasi dengan Lumbung Inovasi (Linov) dalam melaksanakan bimbingan teknis implementasi satuan pendidikan aman bencana dengan sasaran sekolah-sekolah luar biasa (SLB) dan pegiatan disabilitas di Nusa Tenggara Barat.
"Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian Kemendikbud kepada semua level masayarakat, termasuk untuk pegiatan SLB dan disabilitas," kata Perwakilan Direktorat Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Kemendikbud, Jamjam Muzaki, di sela pelaksanaan bimbingan teknis, di Mataram, Senin.
Bimbingan teknis digelar mulai 13-15 Januari 2019. Jumlah peserta bimbingan teknis implementasi satuan pendidikan aman bencana sebanyak 80 orang dari SLB yang tersebar di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.
Adapun narasumber berasal dari dari Kemendikbud, KerLip, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan NTB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Seknas SPAB, dan Linov.
Jamjam mengatakan program bimbingan teknis tersebut dilatarbelakangi banyaknya korban jiwa akibat bencana alam yang disebabkan tidak siapnya masyarakat menghadapi musibah tersebut.
Berbagai bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia, telah memberikan dampak negatif besar terhadap sektor perekonomian, sosial, dan pendidikan. Sebut saja tsunami di Aceh, gempa di Nias, banjir tahunan di Jakarta.
Selain itu, banjir bandang dan tanah longsor di berbagai wilayah Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta gempa bumi di Yogyakarta, Tasikmalaya, Padang, NTB dan Sulawesi Tengah.
Dari beberapa kelompok rentan korban bencana, menurut dia, orang berkebutuhan khusus merupakan kelompok yang sering terabaikan pada saat terjadi bencana.
"Orang berkebutuhan khusus adalah orang-orang yang memiliki kesulitan dalam bergerak, mendengarkan, melihat, berkomunikasi, dan/atau belajar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian Kemendikbud kepada semua level masayarakat, termasuk untuk pegiatan SLB dan disabilitas," kata Perwakilan Direktorat Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Kemendikbud, Jamjam Muzaki, di sela pelaksanaan bimbingan teknis, di Mataram, Senin.
Bimbingan teknis digelar mulai 13-15 Januari 2019. Jumlah peserta bimbingan teknis implementasi satuan pendidikan aman bencana sebanyak 80 orang dari SLB yang tersebar di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.
Adapun narasumber berasal dari dari Kemendikbud, KerLip, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan NTB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Seknas SPAB, dan Linov.
Jamjam mengatakan program bimbingan teknis tersebut dilatarbelakangi banyaknya korban jiwa akibat bencana alam yang disebabkan tidak siapnya masyarakat menghadapi musibah tersebut.
Berbagai bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia, telah memberikan dampak negatif besar terhadap sektor perekonomian, sosial, dan pendidikan. Sebut saja tsunami di Aceh, gempa di Nias, banjir tahunan di Jakarta.
Selain itu, banjir bandang dan tanah longsor di berbagai wilayah Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta gempa bumi di Yogyakarta, Tasikmalaya, Padang, NTB dan Sulawesi Tengah.
Dari beberapa kelompok rentan korban bencana, menurut dia, orang berkebutuhan khusus merupakan kelompok yang sering terabaikan pada saat terjadi bencana.
"Orang berkebutuhan khusus adalah orang-orang yang memiliki kesulitan dalam bergerak, mendengarkan, melihat, berkomunikasi, dan/atau belajar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019