Pandeglang (Antaranews Sumut) - Berbeda dengan data Basarnas, Bupati Pandeglang Irna Narulita menyebut jumlah korban meninggal akibat tsunami di daerahnya mencapai 479 orang berdasarkan laporan dinas kesehatan setempat.

"Kita berbeda data korban yang meninggal dunia dengan Basarnas," katanya saat memimpin Rapat Koordinasi Tanggap Darurat di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Jumat (4/1).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pandeglang yang dihimpun melalui Puskesmas tercatat 479 orang meninggal dunia dan di antaranya sebanyak 105 orang adalah warga Pandeglang dan 367 orang non warga Pandeglang.

Banyak warga yang meninggal tidak tercatat pada Basarnas, seperti karyawan PT PLN dan Kemenpora yang mengadakan acara gathering di Pantai Tanjung Lesung.

Mereka korban meninggal dunia dan langsung dibawa oleh keluarganya ke Jakarta.

Karena itu, data korban meninggal dunia tentu berbeda yang dikeluarkan Basarnas yang tercatat 289 orang dan di antaranya 105 orang warga Pandeglang dan lebihnya wisatawan.

Sedangkan, jumlah korban luka-luka sebanyak 657 orang dan tiga hilang.

"Sebagian besar korban meninggal dunia itu wisatawan yang tengah merayakan hiburan di Pantai Tanjung Lesung," katanya menjelaskan.

Menurut dia, lima jenazah yang belum teridentifikasi dan berada di RSUD Berkah Pandeglang terpaksa dilakukan pemakaman massal.

Sebab, kondisi tubuh mereka sudah membusuk dan sulit dikenali.

Jenazah tanpa identitas itu dimakamkan di pemakaman Nini Aki di Kecamatan Karang Tanjung, Pandeglang.

"Kami yakin jenazah itu dipastikan akan bertambah, karena masih ada yang hilang dan belum ditemukan," ujarnya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019