Jakarta (Antaranews Sumut) - Biaya pengobatan dan pemakaman seluruh warga DKI Jakarta yang menjadi korban tsunami di perairan Selat Sunda yang menerjang berbagai pantai di Banten dan Lampung ditanggung oleh Pemprov DKI.
"Semua biaya yang terkait pengobatan dan lain-lain termasuk yang meninggal seluruhnya ditanggung oleh Pemprov DKI. Semua yang menjadi korban kita beresin semua," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Minggu malam.
Kunjungan Anies ke RSUD Tarakan, terkait dengan adanya korban bencana tersebut yang merupakan karyawan RS dan beberapanya telah terevakuasi, bersama dengan beberapa warga DKI lainnya.
"Dari informasi yang saya terima, saat ini sudah ada 11 orang yang telah dievakuasi dan dirawat, sembilan orang dari RS Tarakan, dua orang warga DKI. Lalu ada 18 korban sedang dalam perjalanan serta dalam laporan ada 10 orang meninggal dunia yang semuanya merupakan karyawan peserta koperasi yang lima di antaranya sudah dibawa keluarga," ucap Anies.
Anies menyebut kebijakannya saat ini adalah untuk membawa warga DKI Jakarta yang menjadi korban di lokasi, untuk segera dibawa ke RSUD Tarakan atau rumah sakit lainya.
"Semua korban (rombongan RSUD Tarakan) adalah keluarga besar Pemprov DKI, tadi ada suami kerja di Tarakan dan istri di Dinas Perumahan, banyak yang begitu, makannya tadi saya imbau agar semua tenang jangan pikir soal biaya karena pemprov yang tanggung," ucap Anies.
Dari berita sebelumnya, dikabarkan ada sekitar 20 orang karyawan dan anggota Koperasi RSUD Tarakan bersama keluarganya (total 54 orang) menjadi korban tsunami Selat Sunda, ketika tengah berlibur bersama keluarganya di Pantai Carita, Banten, Sabtu (22/12) malam.
"Total ada 54 orang semuanya sedang berlibur ke pantai Carita dan menginap di Villa Stefani, Carita saat tsunami menerjang. Dari info tim yang ke sana, masih ada yang belum ditemukan (hilang)," kata Direktur Utama RSUD Tarakan, Dian Ekawati, di lokasi yang sama.
Pemprov DKI sendiri mengirimkan puluhan tim medis, 13 ambulan dari RSUD Tarakan, Dinas Kesehatan DKI dan Dinas Pemakaman DKI serta mengirimkan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim SAR untuk membantu proses evakuasi.
Diketahui, gelombang tinggi tsunami menerjang kawasan pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Semua biaya yang terkait pengobatan dan lain-lain termasuk yang meninggal seluruhnya ditanggung oleh Pemprov DKI. Semua yang menjadi korban kita beresin semua," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Minggu malam.
Kunjungan Anies ke RSUD Tarakan, terkait dengan adanya korban bencana tersebut yang merupakan karyawan RS dan beberapanya telah terevakuasi, bersama dengan beberapa warga DKI lainnya.
"Dari informasi yang saya terima, saat ini sudah ada 11 orang yang telah dievakuasi dan dirawat, sembilan orang dari RS Tarakan, dua orang warga DKI. Lalu ada 18 korban sedang dalam perjalanan serta dalam laporan ada 10 orang meninggal dunia yang semuanya merupakan karyawan peserta koperasi yang lima di antaranya sudah dibawa keluarga," ucap Anies.
Anies menyebut kebijakannya saat ini adalah untuk membawa warga DKI Jakarta yang menjadi korban di lokasi, untuk segera dibawa ke RSUD Tarakan atau rumah sakit lainya.
"Semua korban (rombongan RSUD Tarakan) adalah keluarga besar Pemprov DKI, tadi ada suami kerja di Tarakan dan istri di Dinas Perumahan, banyak yang begitu, makannya tadi saya imbau agar semua tenang jangan pikir soal biaya karena pemprov yang tanggung," ucap Anies.
Dari berita sebelumnya, dikabarkan ada sekitar 20 orang karyawan dan anggota Koperasi RSUD Tarakan bersama keluarganya (total 54 orang) menjadi korban tsunami Selat Sunda, ketika tengah berlibur bersama keluarganya di Pantai Carita, Banten, Sabtu (22/12) malam.
"Total ada 54 orang semuanya sedang berlibur ke pantai Carita dan menginap di Villa Stefani, Carita saat tsunami menerjang. Dari info tim yang ke sana, masih ada yang belum ditemukan (hilang)," kata Direktur Utama RSUD Tarakan, Dian Ekawati, di lokasi yang sama.
Pemprov DKI sendiri mengirimkan puluhan tim medis, 13 ambulan dari RSUD Tarakan, Dinas Kesehatan DKI dan Dinas Pemakaman DKI serta mengirimkan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim SAR untuk membantu proses evakuasi.
Diketahui, gelombang tinggi tsunami menerjang kawasan pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018