Medan (Antaranews Sumut) - Pembelian tandan buah segar atau TBS ke petani di Sumut terus menurun akibat banyak dan melimpahnya stok dan harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil/CPO yang melemah di pasar luar negeri.

"Permintaan TBS terus turun dan diikuti dengan harga beli yang melemah juga. Petani sedang sulit," ujar Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau Apkasindo Sumut, Gus Dalhari Harahap di Medan, Senin.

Menurut dia, turunnya permintaan TBS karena pengusaha mengaku stok CPO di pabrikan maupun di tangki timbun CPO di pelabuhan cukup banyak.

Akibat banyaknya stok CPO, pembeli menahan pembelian TBS. "Dampak penahanan pembelian yah itu, TBS petani tak terjual dan harga jual semakin menurun," katanya.

Berdasarkan penetapan harga di Dinas Perkebunan Sumut, harga TBS pekan ini untuk umur tanaman 3-9 tahun di kisaran Rp931 sampai Rp1.170 per kg dari harga pekan sebelumnya Rp979 sampai Rp1.262, sedangkan untuk TBS dengan umur tanaman 10-20 tahun menjadi Rp1.200 sampai Rp1.093 per kg dari pekan lalu Rp1.259 hingga Rp1.150.

Menurut Gus, ada dugaan permintaan TBS masih akan berlanjut hingga awal tahun 2019 . Prakiraan itu mengacu pada lazimnya ekspor CPO akan semakin melemah menjelang akhir tahun dan tahun baru dampak pabrik mulai mengurangi dan bahkan menghentikan operasional karena libur.
‌    
"Kalau permintaan dan harga jual TBS terus turun, maka kesulitan petani semakin mendalam," katanya.

Apalagi, ujar Gus Dalhari, meski sudah banyak petani yang melakukan replanting tanaman tuanya antara lain didorong program peremajaan sawit rakyat oleh pemerintah, masih banyak juga yang memiliki tanaman tua.

Sementara, TBS yang diperdagangkan di Sumut sendiri sebagian besar masih hasil produksi tanaman petani atau rakyat.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018