Medan  (Antaranews Sumut) - Bank Indonesia atau BI bekerja sama dengan  Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan dua kelompok tani mengembangkan tanaman bawang merah seluas 2,5 hektare di Sigapiton, Ajibata.
     
"Pengembangan bawang merah itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus mendukung pariwisata melalui agrowisata,"ujar Pejabat sementara Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Hilman Tisnawan di Medan, Sabtu.
     
Tanaman bawang merah di Desa Sigapiton, Ajibata, Toba Samosir diharapkan bisa menjadi salah satu objek wisata agro di kawasan Danau Toba.
     
Penanaman bersama demplot bawang merah yang terdiri dari satu hektare percontohan dan 1, 5 hektare lahan masyarakat itu dilakukan di Sigapiton, Jumat.
    
Program demplot itu bekerja sama dengan dua Gapoktan yakni Kelompok Tani Golat Sungsang dengan ketua Ojak Sirait dan Kelompok Tani Golat Butar dengan ketua Hasian Simaremare.
      
Kedua kelompok itu masing-masing beranggotakan 60 orang dan 62 orang.
      
Hilman yang didampingi Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Demina R Sitepu menyebutkan, dalam program itu, BI memberikan bantuan bibit Bawang Brebes sebanyak 2,5 ton dengan 3 varietas yakni Bauji, Tajuk dan Super Philip.
     
Selain bibit, BI juga memberikan masing-masing kelompok tani  satu unit motor roda 3 VIAR dan satu buah "hand tractor" atau traktor tangan.
   
Hilman menyebutkan, BI masih akan membentuk Klaster Bawang Merah di Sumut untuk mempercepat swasembada komoditas itu sekaligus mengendalikan inflasi di daerah itu.
      
Klaster Bawang Merah di Sumut dinilai BI masih penting karena bawang menjadi  salah satu kebutuhan besar di Sumut , namun produksinya masih belum bisa memenuhi kebutuhan.
     
Klaster Bawang Merah itu semakin dinilai penting, karena komoditas itu kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Sumut.
    
Sumut sebenarnya sudah memiliki kawasan sentra pengembangan bawang merah seperti di Simalungun, Toba Samosir, Samosir, dan Tapanull Utara.
     
Termasuk Dairi dan Karo yang juga semakin berkembang setelah BI membuka klaster komoditas tersebut.
     
Namun rata -rata produktivitasnya masih rendah yaknl mencapal 8 ton per hektare atau jauh di bawah rata rata produksi dI Pulau Jawa.
      
Di Karo, program pengembangan Klaster Bawang Merah yang dilakukan BI secara bertahap dan multlyears (2014 -2017) berhasil membuat Kelompok Tani Tebing Latersia,  Kecamatan Payung, Karo berproduksi dengan baik.
     
Sekda Provinsi Sumut, H R Sabrina mengapresiasi BI yang terus mengembangkan klaster bawang merah di sejumlah daerah.
      
Pengembangan bawang merah diharapkan meningkatkan perekonomian mengingat sumber pertumbuhan ekonomi Sumut  selama ini didorong oleh tiga sektor utama yakni pertanian, industri pengolahan, dan
perdagangan.
     
Pemprov Sumut terus berupaya agar kinerja ketiga sektor
ekonomi tersebut tetap baik bahkan meningkat di masa mendatang.
     
"Pemprov Sumut yakin, dengan pembangunan infrastruktur strategis untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan pembenahan kawasan industri dapat menggerakan ekonomi lebih tinggi lagi sebagaimana yang pernah terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya,"katanya.
  sebelumnya,"katanya.
     
Sabrina menyebutkan, sampai tahun 2012, Sumut menikmati pertumbuhan hingga 6 persen kemudian berangsur
menurun di kisaran 5 persen.
     
"Dengan pengembangan sektor pertanian dan sektor.lainnya diharapkan pertumbuhan ekonomi Sumut terus bertumbuh lebih baik,"katanya.***3***

      

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018