Tebing Tinggi (Antaranews Sumut)- Tahun 2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yakni keadaan dimana jumlah usia produktif jauh lebih besar termasuk anak usia sekolah dan remaja, yang investasi ini harus dipersiapkan dan akan menentukan kualitas generasi masa datang.

Bonus demografi tersebut akan dapat menjadi aset yang dapat akan meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan di Indonesia,namun apabila ini menjadi beban negara,akan menjadi masalah bangsa dimasa akan datang.

Hal ini disampaikan drg.Wara Pratiwi MA mewakili Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes RI pada sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Kamis (15/11) di Balai Kartini Tebing Tinggi dihadiri Walikota H.Umar Zunaidi Hasibuan bersama dengan pimpinan OPD dan segenap jajaran Kesehatan Tebing Tinggi dan pelajar.

Disampaikan Wara Pratiwi, masalah kesehatan pada anak sekolah, remaja dan dewasa sangat kompleks mulai dari kesehatan seksual, reproduksi, HIV AIDS, jat adiktif, merokok, minuman beralkohol, narkoba, gizi, dan lain-lain ini merupakan masalah yang umum di remaja. perlu mendapat perhatian kita bersama

Berdasarkan survei yang dilakukan tahun 2015 pada anak SMP-SMA menunjukan bahwa sekitar 78 % siswa mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsisehari, dan sekitar 50 % mengonsumsi fast food lebih dari 1 kali perhari, 62 % mengkumsi minuman bersoda lebih dari 1 kali perhari, dan 40 % jarang sarapan.

Prilaku kebersihan siswa hanya sekitar 10 % siswa menggosok gigi 2 kali perhari, demikian cuci tangan pakai sabun angkanya masih kecil sekitar 37 %,
juga ada masalah reproduksi prilaku beriko hampir 10 % anak perempuan usia 15-19 tahun mengidap AIDS dan Laki-laki 10,6 %.

Dikatan para era digital saat ini tentunya harus bijak menghadapi derasnya teknologi dan akses informasi, anak-anak lebih senang berkomukisi dengan gezet dari pada orang tua, akibatnya anak-anak terpapar oleh konten pornografi
dan harus selektif untuk memilih akses di internet.

Berdasarkan hasil skerining Kemenkes RI tahun 2018 di Pandeglang dan Jakarta Selatan sekitar 91 % laki-laki dan 96 % perempuan terpapar berpornografi derajat satu, 6,5 %, laki-laki dan 2 % perempuan terpapar derajat dua dan 0,2 persen terpapar derjat tiga. katanya

Penyakit tidak menular sekarang sudah juga dialami pelajar, siswa sekitar usia 18 - 28 tahun sudah mengalami store, berarti kini strote bukannya domenya orang tua, dan ini berarti pola hidup sehatnya yang diterapkan sejak awal kurang sehingga usia 20 -30  tahun mengalami stroke.

untuk itu penanganan masalah tersebut memerlukan kesadaran dari sendiri, perlu upaya yang konfrehensip dengan melibatkan semua unsur dari lintas program,sektor dalam mempromosikan Germas pada semua kalangan dan tempat termasuk ditempat bekerja atau sekolah.

Kegiatan sosialisasi Germas tim dari Kemenkes RI didampingi dari Dinkes Tebing Tinggi dilanjutkan dengan penijauan kelapangan Puskesmas Brohol, dan akan dilanjutklan pada Jumat(16/11) kesekolah SD di Jalan Pendidikan dan SMAN-I Tebing Tinggi. 
 

Pewarta: Dhani Elison

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018