Medan (Antaranews Sumut) - Masyarakat Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara memiliki kepedulian terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta tahun ini memberikan edukasi dan pelayanan kepada 1.000 orang masyarakat di daerah itu.
Division Head for Health Yayasan Unilever Indonesia, drg.Ratu Mirah Afifah, di Kampus Universitas Sumatera Utara, Senin, mengatakan tahun ini merupakan tahun ke-9 pelaksanaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2018 di kota Medan.
Pada setiap BKGN, menurut dia, selalu mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat Medan.
"Setiap tahunnya, kami selalu mengangkat berbagai tema menarik dan terkini.Tahun ini, tema risiko gula tersembunyi terhadap kesehatan gigi dan mulut menjadi pilihan pada BKGN di Medan,' ujar Mirah.
Ia mengatakan, pilihan tema tersebut, karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa makanan atau minuman yang tidak manis sekalipun dapat mengandung gula penyebab gigi berlubang.
Terkait dengan konsumsi gula, World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman tidak melebihi 50 gram per hari untuk dewasa dan 30 gram per hari untuk anak-anak.
"Namun sayangnya, data Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 29,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi tersebut," ucap dia.
Mirah menyebutkan, konsumsi gula yang berlebih ini, salah satu disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan kehadiran gula tersembunyi.
Selama ini, banyak yang tidak menyadari bahwa konsumsi gula sehari-hari ternyata layaknya sebuah "gunung es".
"Makanan dan minuman yang bercita rasa manis sebenarnya hanya sebagian kecil dari gula yang kita konsums.Di luar itu, faktanya begitu banyak jenis makanan dan minuman tidak manis, namun mengandung gula tersembunyi yang menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk gigi berlubang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Division Head for Health Yayasan Unilever Indonesia, drg.Ratu Mirah Afifah, di Kampus Universitas Sumatera Utara, Senin, mengatakan tahun ini merupakan tahun ke-9 pelaksanaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2018 di kota Medan.
Pada setiap BKGN, menurut dia, selalu mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat Medan.
"Setiap tahunnya, kami selalu mengangkat berbagai tema menarik dan terkini.Tahun ini, tema risiko gula tersembunyi terhadap kesehatan gigi dan mulut menjadi pilihan pada BKGN di Medan,' ujar Mirah.
Ia mengatakan, pilihan tema tersebut, karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa makanan atau minuman yang tidak manis sekalipun dapat mengandung gula penyebab gigi berlubang.
Terkait dengan konsumsi gula, World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman tidak melebihi 50 gram per hari untuk dewasa dan 30 gram per hari untuk anak-anak.
"Namun sayangnya, data Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 29,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi tersebut," ucap dia.
Mirah menyebutkan, konsumsi gula yang berlebih ini, salah satu disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan kehadiran gula tersembunyi.
Selama ini, banyak yang tidak menyadari bahwa konsumsi gula sehari-hari ternyata layaknya sebuah "gunung es".
"Makanan dan minuman yang bercita rasa manis sebenarnya hanya sebagian kecil dari gula yang kita konsums.Di luar itu, faktanya begitu banyak jenis makanan dan minuman tidak manis, namun mengandung gula tersembunyi yang menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk gigi berlubang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018