Aekkanopan (Antaranews Sumut) - Kemajuan teknologi telah menggeser sebagian norma-norma yang hidup di tengah masyarakat. Hal itu bisa memicu dan menimbulkan konflik dan persoalan di tengah masyarakat yang heterogen baik suku, agama, ras dan antargolongan.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Labuhanbatu Utara Dra H Dwi Prantara MM aebelum membuka Forum Dialog yang dilaksanakan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Labura di aula Kantor Lurah Aekkanopan, Kamis.

"Kalau dulu, ada keseganan dan hormat kepada orang tua atau senior. Namun sekarang sudah mulai hilang. Anak-anak tidak lagi segan atau takut merokok di depan orang tua," katanya memberi contoh dalam acara yang dihadiri pengurus dan anggota FKDM Labura.

Demikian juga dengan pernyataan atau komentar yang dilakukan melalui media sosial sudah banyak yang melampau batas norma dan etika. "Jika hal ini terjadi dalam dua kelompok berbeda, maka dapat menimbulkan perpecahan dan konflik," sebutnya.

Karena itu, Ketua DPD Pujakesuma Labura itu berharap, FKDM sebagai mitra pemerintah dapat mendeteksi menjaring, menganalisa dan menginformasikan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) secara dini. "FKDM diharapkan mampu mendeteksi ATHG yang mungkin terjadi sejak dini," sebutnya.

Melalui dialog itu, Penasehat FKDM Labura itu berharap mampu menghasilkan poin-poin yang bisa menjadi masukan bagi pemerintah.  Masukan itu, tambahnya, akan ditindaklanjuti pemerintah dalam membuat kebijakan. 

Sebelumnya Ketua FKDM Labura Kapten (Purn) Setu yang antara lain melaporkan, sebelum dialog tingkat kabupaten, FKDM di tingkat kecamatan juga sudah melakukan forum dialog. Dari dialog tersebut muncul beberapa persoalan yang dihadapi di masing-masing kecamatan.

Pewarta: Sukardi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018