Tanjungbalai (Antaranews Sumut) - Sejumlah pangkalan Elpiji tabung 3 Kg di Kota Tanjungbalai menjual gas bersubsidi tersebut diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp16 ribu per tabung, sementara warga mengeluh pengecer menjual gas Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
Hal ini diketahui, ketika Tim Pemkot Tanjungbalai menggelar monitoring dan pengawasan elpiji 3 Kg ke agen pebyalur dan pangkalan sebagai tindak lanjut keresahan warga atas kelangkaan serta melejitnya harga gas bersubsidi di daerah setempat, Selasa.
Salah satu agen penyalur elpiji yang dikunjungi Bagian Perekonomian Setdakot Tanjungbalai yakni PT Sukses Teguh Gemilang di Pasar Baru, Kecamatan Sei Tualang Raso dan sejumlah pangkalan.
Kepada Tim Monitoring, Samaria Br Silitonga pemilik pangkalan di Jalan Sudirman Kilometer 5,5 Kecamatan Datuk Bandar mengakui memperoleh elpiji dari agen PT Sukses Teguh Gemilang sebanyak 50 tabung per hari dan menjualnya ke masyarakat Rp19 ribu per tabung.
Sementara itu, pemilik pangkalan Rami Suryani di Jalan H.M Nur, Kelurahan Pahang menyatakan, dari agen yang sama ia mendapat elpiji sebanyak 35 tabung hari dan menjual kepada masyarakat sebesar Rp18.000 per tabung.
Ironis, walau pun sudah mengetahui pemilik pangkalan menjual gas bersubsidi tersebut diatas HET. Pemkot Tanjungbalai dalam hal ini Bagian Perekonomian terkesan merestui ulah panggakalan menjual gas bersubsi tersebut diluar ketentuan.
Pemkot hanya menghimbau masyarakat untuk membeli gas bersubsidi dari agen resmi dan pangkalan yang telah ditentukan untuk Wilayah Kota Tanjungbalai.
"Waraga kami imbau untuk membeli gas pada agen penyalur atau pangkalan resmi," kata Hj. Nurhayati Kasubbag Pengembangan Usaha Ekonomi pada Bagian Perekonomian Setdakot Tanjungbalai.
Sebelumnya warga Kota Tanjungbalai mengeluh terhadap kelangkaan dan tingginya harga elpiji 3 kg mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
Bahkan sekelompok masyarakat sempat menggelar unjuk rasa di depan rumah dinas Wali Kota dan ke kantor DPRD Kota Tanjungbalai dengan tuntutan agar Pemko menindak tegas agen penyalur mau pun pangkalan nakal yang menjual gas bersubsi diatas HET.***4***(KR-YWK)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Hal ini diketahui, ketika Tim Pemkot Tanjungbalai menggelar monitoring dan pengawasan elpiji 3 Kg ke agen pebyalur dan pangkalan sebagai tindak lanjut keresahan warga atas kelangkaan serta melejitnya harga gas bersubsidi di daerah setempat, Selasa.
Salah satu agen penyalur elpiji yang dikunjungi Bagian Perekonomian Setdakot Tanjungbalai yakni PT Sukses Teguh Gemilang di Pasar Baru, Kecamatan Sei Tualang Raso dan sejumlah pangkalan.
Kepada Tim Monitoring, Samaria Br Silitonga pemilik pangkalan di Jalan Sudirman Kilometer 5,5 Kecamatan Datuk Bandar mengakui memperoleh elpiji dari agen PT Sukses Teguh Gemilang sebanyak 50 tabung per hari dan menjualnya ke masyarakat Rp19 ribu per tabung.
Sementara itu, pemilik pangkalan Rami Suryani di Jalan H.M Nur, Kelurahan Pahang menyatakan, dari agen yang sama ia mendapat elpiji sebanyak 35 tabung hari dan menjual kepada masyarakat sebesar Rp18.000 per tabung.
Ironis, walau pun sudah mengetahui pemilik pangkalan menjual gas bersubsidi tersebut diatas HET. Pemkot Tanjungbalai dalam hal ini Bagian Perekonomian terkesan merestui ulah panggakalan menjual gas bersubsi tersebut diluar ketentuan.
Pemkot hanya menghimbau masyarakat untuk membeli gas bersubsidi dari agen resmi dan pangkalan yang telah ditentukan untuk Wilayah Kota Tanjungbalai.
"Waraga kami imbau untuk membeli gas pada agen penyalur atau pangkalan resmi," kata Hj. Nurhayati Kasubbag Pengembangan Usaha Ekonomi pada Bagian Perekonomian Setdakot Tanjungbalai.
Sebelumnya warga Kota Tanjungbalai mengeluh terhadap kelangkaan dan tingginya harga elpiji 3 kg mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
Bahkan sekelompok masyarakat sempat menggelar unjuk rasa di depan rumah dinas Wali Kota dan ke kantor DPRD Kota Tanjungbalai dengan tuntutan agar Pemko menindak tegas agen penyalur mau pun pangkalan nakal yang menjual gas bersubsi diatas HET.***4***(KR-YWK)
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018