Medan (Antaranews Sumut) - Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bersama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menggelar seminar Nasional dengan thema “Peran Perguruan Tinggi untuk Membangun Ketangguhan Desa” di Kampus Pascasarjana UMSU, Jalan Denai.
Kegiatan seminar ini merupakan salahsatu rangkaian acara peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang tahun ini diselenggarakan di Sumatera Utara, berlangsung 21 hingga 25 oktober di kawasan Astaka Sport Center Sumatera, Jalan Williem Iskandar Medan.
Dalam acara seminar ini hadir anggota PP Muhammadiyah Hajrianto Y Tohari, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhamadiyah Budi setiawan, Direktur BNPB Lilik Kurniawan dan Rektor UMSU Dr Agussani MAP, para dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan.
Dalam sambutannya, Rektor UMSU Dr Agussani MAP mengatakan, bahwa kerjasama antara lembaga penanggulangan kebencanaan dengan perguruan tinggi perlu terus dilakukan. Ia menegaskan, UMSU sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi Muhammadiyah siap untuk membantu pembentukan tim di kawasan yang diduga rawan bencana.
“UMSU telah memiliki pengalaman dalam proses penanggulangan bencana tsunami di Aceh beberapa tahun lalu,” sebutnya.
Sementara itu anggota PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Tohari dalam presentasinya menegaskan, sekarang ini sudah saatnya Muhammadiyah memiliki sumber daya manusia dan infrastruktur yang tangguh dalam menghadapi ancaman bencana.
“Bila selama ini Muhammadiyah sudah memiliki tim MDMC dan tim rumah sakit yang siap menghadapi berbagai bencana di tanah air maka kedepanya diharapkan Muhammadiyah dapat memiliki lembaga pendidikan yang tangguh dalam menghadapi bencana,” katanya
Sedangkan Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam paparannya menyampaikan, bahwa peringatan bulan pengurangan risiko bencana bertujuan untuk mengurangi indeks risiko bencana pada kabupaten dan kota.
"Kali ini kita mengambil tema aksi solidaritas untuk NTB dan Sulteng melalui kemitraan pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, geografis Indonesia yang berada di lingkaran api (ring of fire) dalam peta kebencanaan dunia mengharuskan bangsa indonesia siap dan tanggung dalam menghadapi kebencanaan.
"Bencana yang beruntun menimpa bangsa ini harus menjadi pelajaran berharga, agar bangsa Indonesia lebih siap,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Kegiatan seminar ini merupakan salahsatu rangkaian acara peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang tahun ini diselenggarakan di Sumatera Utara, berlangsung 21 hingga 25 oktober di kawasan Astaka Sport Center Sumatera, Jalan Williem Iskandar Medan.
Dalam acara seminar ini hadir anggota PP Muhammadiyah Hajrianto Y Tohari, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhamadiyah Budi setiawan, Direktur BNPB Lilik Kurniawan dan Rektor UMSU Dr Agussani MAP, para dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan.
Dalam sambutannya, Rektor UMSU Dr Agussani MAP mengatakan, bahwa kerjasama antara lembaga penanggulangan kebencanaan dengan perguruan tinggi perlu terus dilakukan. Ia menegaskan, UMSU sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi Muhammadiyah siap untuk membantu pembentukan tim di kawasan yang diduga rawan bencana.
“UMSU telah memiliki pengalaman dalam proses penanggulangan bencana tsunami di Aceh beberapa tahun lalu,” sebutnya.
Sementara itu anggota PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Tohari dalam presentasinya menegaskan, sekarang ini sudah saatnya Muhammadiyah memiliki sumber daya manusia dan infrastruktur yang tangguh dalam menghadapi ancaman bencana.
“Bila selama ini Muhammadiyah sudah memiliki tim MDMC dan tim rumah sakit yang siap menghadapi berbagai bencana di tanah air maka kedepanya diharapkan Muhammadiyah dapat memiliki lembaga pendidikan yang tangguh dalam menghadapi bencana,” katanya
Sedangkan Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam paparannya menyampaikan, bahwa peringatan bulan pengurangan risiko bencana bertujuan untuk mengurangi indeks risiko bencana pada kabupaten dan kota.
"Kali ini kita mengambil tema aksi solidaritas untuk NTB dan Sulteng melalui kemitraan pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, geografis Indonesia yang berada di lingkaran api (ring of fire) dalam peta kebencanaan dunia mengharuskan bangsa indonesia siap dan tanggung dalam menghadapi kebencanaan.
"Bencana yang beruntun menimpa bangsa ini harus menjadi pelajaran berharga, agar bangsa Indonesia lebih siap,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018