Simalungun, (Antaranews Sumut) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Pematangsiantar mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada aparat kepolisian di Aula Andar Siahaan Mapolres Simalungun, Pamatang Raya, Rabu.
Pimpinan bank kesentralan di Pematangsiantar, Elly Tjan berharap dengan adanya kegiatan, personel kepolisian dapat memahami keaslian uang rupiah, dan menjadi pelopor, minimal bagi keluarga masing-masing.
Kepemahaman keaslian uabg rupiah di masyarakat diharapkan juga dapat mencegah peredaran uang palsu di wilayah Simalungun.
Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan menyampaikan terima kasih kepada pimpinan dan pegawai BI yang telah meluangkan waktu memberikan pemahaman kepada personelnya tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah, gerbang pembayaran nasional dan kebank-sentralan.
Dikatakan, peredaran mata uang palsu dapat menimbulkan kerawanan yang berpotensi meningkatkan kejahatan jalanan (street crime) serta kejahatan-kejahatan lainnya.
Diinformasikan, pihaknya sebagai anggota Polri dan Aparat Penegak Hukum (APH), dalam kurun empat tahun terakhir menangani tujuh tindak pidana terkait peredaran uang palsu.
Modus para pelaku pada umumnya, sama, mencetak pakai printer, menggunakan uang tersebut dan memasarkannya dengan berbagai cara.
Di antaranya, memanfaatkan cuaca hujan, memilih usia korban yang sudah tua, malam hari, sehingga penerima sulit mengenali ciri-ciri uang. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Pimpinan bank kesentralan di Pematangsiantar, Elly Tjan berharap dengan adanya kegiatan, personel kepolisian dapat memahami keaslian uang rupiah, dan menjadi pelopor, minimal bagi keluarga masing-masing.
Kepemahaman keaslian uabg rupiah di masyarakat diharapkan juga dapat mencegah peredaran uang palsu di wilayah Simalungun.
Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan menyampaikan terima kasih kepada pimpinan dan pegawai BI yang telah meluangkan waktu memberikan pemahaman kepada personelnya tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah, gerbang pembayaran nasional dan kebank-sentralan.
Dikatakan, peredaran mata uang palsu dapat menimbulkan kerawanan yang berpotensi meningkatkan kejahatan jalanan (street crime) serta kejahatan-kejahatan lainnya.
Diinformasikan, pihaknya sebagai anggota Polri dan Aparat Penegak Hukum (APH), dalam kurun empat tahun terakhir menangani tujuh tindak pidana terkait peredaran uang palsu.
Modus para pelaku pada umumnya, sama, mencetak pakai printer, menggunakan uang tersebut dan memasarkannya dengan berbagai cara.
Di antaranya, memanfaatkan cuaca hujan, memilih usia korban yang sudah tua, malam hari, sehingga penerima sulit mengenali ciri-ciri uang. ***4***
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018