Panyabungan (Antaranews Sumut) - Penyebab terjadinya banjir bandang di Desa Muara Saladi Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal bukan disebabkan oleh pembalakan kayu akan tetapi disebabkan oleh air yang menggenang akibat runtuhnya tebing. 

"Saya laporkan tidak ada pembalakan kayu diatas dan sudah ditinjau oleh tim dari Jakarta," kata Bupati Mandailing Natal, Drs. H. Dahlan Hasan Nasution dihadapan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi ketika melakukan kunjungan ke posko pengungsian banjir Muara Saladi di Kelurahan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut, Madina, Senin (15/10).

Ia menyampaikan, dari laporan yang diterimanya dari tim penyebab terjadinya banjir bandang ini dikarenakan adanya tebing yang runtuh pada bukit diatas Desa Muara Saladi yang kemudian menjadi danau kecil dan tumpah sehingga menyebabkan banjir bandang. 

Jikalau adapun kayu-kayu baru yang berada disekitaran lokasi banjir yang terbawa arus banjir merupakan hasil yang dipotong pada saat pencarian korban banjir. 

"Saya siap mempertanggung jawabkan bahwa ini bukan pembalakan hutan," ujarnya. 

Untuk membuktikan kebenaran itu, Bupati juga mengajak kepada semua pihak untuk melakukan pengecekan keatas bukit  yang ada diatas desa tersebut. 

"Izinkan kami menangani musibah ini jangan dituduh pembalakan dan penebangan kayu," pintanya. 

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada Gubsu, Edy Rahmayadi atas kepeduliannya terhadap masyarakat dalam menangani masalah banjir ini. 

Ia menyebutkan, kehadiran Gubsu di Mandailing Natal juga dinilai telah memberikan solusi terbaik bagi masyarakat khususnya yang berada dibantaran sungai. 

"Atas nama masyarakat kami ucapkan terimkasih karena kehadiran bapak telah membawa semangat baru bagi kami," sebut dia. 

Dalam kesempatan itu Bupati juga mengucapkan terimakasihnya kepada TNI, Polri serta relawan dan masyarakat lainnya yang telah bersatu dan kompak mengatasi masalah banjir ini sehingga cepat terselesaikan. 

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018