Medan (Antaranews Sumut) -Kementerian Pariwisata menjadikan Humbang Hasundutan sebagai proyek percontohan "Homestay" dan "Tourist Guide" wisata Danau Toba, Sumatera Utara.

"Pilot Project Homestay dan Tourist Guide di Desa Tipang, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut sudah dilaunching, Kamis ,20 September," ujar Menteri Pariwisata Arif Yahya dalam keterangan yang diterima di Medan, Jumat.

Menteri mengatakan, beberapa tahun terakhir terjadi proses transformasi ekonomi nasional, dengan mengandalkan sumber daya alam (SDA) yang dapat menciptakan nilai tambah  tinggi.

Salah satu prioritas yang didorong dan berpotensi meningkatkan nilai tambah tinggi, katanya adalah sektor pariwisata.

"Sektor pariwisata tidak hanya meningkatkan devisa nasional, tetapi juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar," ujar Arif Yahya.

Untuk semakin memajukan kawasan wisata Danau Toba perlu terus pembenahan dan penambahan fasilitas seperti "Homestay" dan  "Tourist Guide" di Humbang Hasundutan.

Homestay dan "tourist guide" itu sendiri, ‎menurut menteri menjadi pertumbuhan wirausaha pascadikembangkannya wisata Danau Toba, Sumut.

"Kewirausahaan bisa dibangun dengan modal yang tidak terlalu besar sehingga seluruh lapisan masyarakat didorong menjadi wirausaha,"katanya. 

Bisnis itu semakin menjanjikan karena permintaan atau kebutuhan "homestay" dan "tourist guide" dari wisatawan terus meningkat.
 
"Pemilihan  Kabupaten Humbang Hasundutan  sebagai proyek percontohan didasari beberapa pertimbangan seperti  berlokasi di Danau Toba yang menjadi satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional,"katanya.

Danau Toba yang dijuluki 'Monaco of Asia', Geopark Kaldera Toba yang saat ini dalam proses meraih penghargaan dari UNESCO dalam bidang geologi, biologi, dan kebudayaan dan Sipinsur yang merupakan puncak vegetasi tanaman pinus memiliki potensi pariwisata yang besar.

Selain itu, juga ada Air Terjun Janji yang merupakan air terjun di kawasan Danau Toba sebagai tempat para raja-raja Batak terdahulu berikrar atau berjanji dalam kesetiaan di masa perang dan objek wisata budaya lainnya.

"Presiden Joko Widodo sangat mendukung kepariwisataan setelah sebelumnya memprioritaskankan pembangunan infrastruktur tiga tahun terakhir,"ujarnya.

Menteri menyebutkan, konsep Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya (5S) dalam "Nomadic Tourism" merupakan solusi terbaik untuk saat ini. 

Dia menjelaskan, proyek percontohan  pengembangan "homestay" dan "tour guide" sendiri melibatkan enam kementerian ditambah Bekraf. 

Enam kementerian itu yakni Kementerian Pariwisata, Komunikasi dan Informasi, Koperasi dan UKM, Pendidikan dan Kebudayaan, pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 

"Sebenarnya, pengembangan "homestay"  sudah dilakukan pada 2017. Melalui program stimulan konversi di Danau Toba, unit kamar yang dikonversi ada 254," katanya.

Jumlah ini dihasilkan dari lima desa di sekitar Danau Toba.mulai Desa Sigapiton, Batiraja, Sibandang, Tuktuk, dan Tomok

Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo menyebutkan,  pengembangan "homestay dan tourist guide" di Humbang Hasundutan akan menunjang pembangunan ekonomi masyarakat dan termasuk kualitas wisata di awasan Danau Toba.

BPODT, katanya, berharap dengan penambahan fasilitas, para  wisatawan semakin tertarik datang ke Danau Toba.

Usaha wirausaha itu juga akan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. ***1***

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018