Medan, 11/9 (Antara) - Panitia memberlakukan sistem "fingerprint" atau sensor sidik jari untuk peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional ke XXVII di Sumatera Utara 4 - 13 Oktober 2018 agar perlombaan itu berlangsung jujur.
"Penerapan 'fingerprint' untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya aksi joki atau peran penganti peserta lomba,"ujar Sekretaris Umum Panitia MTQN ke XXVII di Medan, Selasa.
Menurut Afifi yang.menjabat Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sumut, penggunaan sensor sidik jari dilakukan langsung setelah peserta tiba di Medan.
Dia menjelaskan, setelah peserta lomba dijemput dari bandara akan dibawa ke Asrama Haji Medan untuk melakukan pendaftaran dengan sistem 'fingerprint' .
"Lomba MTQN harus dijalankan dengan jujur.Jangan tidak ada kejujuran dalam perlombaan khususnya yang terkait keagamaan seperti MTQ,"katanya.
Afifi menjelaskan, Pemprov Sumut melibatkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan seluruh pemerintah kabupaten/kota dalam acara MTQN di Sumut.
Semua OPD diberikan tugas atau tanggung jawab untuk menangani masing-masing peserta dari provinsi.
"Tanggung jawab mulai dari penjemputan hingga kepulangan,"ujarnya.
Pelibatan semua OPD dan pemkab/pemkot karena kegiatan itu merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Sumut.
Pemprov Sumut berharap MTQN berjalan lebih sukses dan semua peserta terkesan dengan Sumut.
Kegiatan MTQN diharapkan menjadi promosi Sumut dalam segala hal khususnya pariwisata .***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018