Medan  (Antaranews Sumut) - Gabungan Kelompok Tani Perkebunan Aek Raso Maju Bersama mulai melakukan penumbangan tanaman kelapa sawit milik petani mitra binaan PT Nubika Jaya di Desa Aek Raso, Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara .

"Syukur, penumbangan perdana tanaman kelapa sawit berumur tua milik petani sudah dilakukan sebagai tanda replanting dalam program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) pemerintah dimulai,"ujar Ketua Gapoktan Maju Bersama, Harjoko di Medan, Rabu.

Penumbangan pohon sawit perdana dengan rencana luas replanting 402 hektare itu dilakukan di kebun petani sawit anggota Gapoktan Perkebunan Aek Raso Maju Bersama di Desa Aek Raso, Torgamba Labuhanbatu Selatan, Sumut.28 Agustus 2018.

Menurut dia, replanting dijalankan sejalan dengan komitmen Nubika Jaya  dan Gapoktan mendukung program PSR pemerintah.
 
Dia yang didampingi GM &  KDP Ali Bakri Siregar, Pimpinan Kebun Nubika Jaya, Effendi J Situmeang dan Humas Sofyan M Nasution, mengatakan,  lahan yang direplanting itu milik 165 kepala keluarga anggota Gapoktan Perkebunan Aek Raso Maju Bersama.

Dia menegaskan, Nubika Jaya berperan sebagai pembina tata kelola perkebunan kelapa sawit dan "off taker" tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berstandar perusahaan

Nubika Jaya, katanya, akan mendampingi petani  dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepengelolaan kebun sawit yang berstandar.

"Dengan replanting menggunakan bibit unggul dan pengelolaan yang baik dan benar, maka  hasil produksi sawit petani bisa lebih tinggi,"katanya.

Selama ini dengan tanaman berumur tua atau lebih dari 25 tahunan yang dimiliki petani, produksi  TBS petani sangat rendah.

Dengan hasil yang tidak produktif, tentu pendapatan petani dari TBS tidak memadai.
 
"Gapoktan sangat berterimakasih dengan dukungan dan bantuan semua pihak seperti PT Nubika Jaya, Bank Mandiri dan khususnya kepala desa dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Labuhanbatu Selatan yang mendorong petani siap menjalankan PSR ,"katanya.

Diharapkan dengan dimulainya penebangan pohon, penanaman bisa segera dilakukan.

Nubika Jaya, katanya, akan membina para anggota Gapoktan melakukan replanting sesuai Standar Operasional Perusahaan atau SOP

Proses replanting dimulai dari sensus yakni menghitung jumlah pokok yang ditumbangkan, kemudian dilakukan pancang rumpuk atau tempat batang sawit yang ditebang .

Baru kemudian dilakukan proses pencincangan  batang agar pembusukan lebih cepat atau biasanya disebut "zero burning" karena tidak dibakar dan tahap lanjutannya.

Harjoko  berharap, para petani binaan PT Nubika Jaya jangan lagi berfikir untuk mundur dari calon petani/calon lahan (CP/CL) agar nantinya mendapatkan keuntungan usai tanaman sudah direplanting yang akan menumbuhkan tanaman yang produktif.

"Petani harua ingat, umur tanaman sawit sudah lebih dari 25 tahun sehingga hasilnya tidak banyak,"katanya.

Gapoktan sendiri, ujar dia, akan dengan senang hati menindaklanjuti kalau ada peserta baru berniat mendaftar.

"Calon peserta dipersilakan untuk mendatangi Kantor Gapoktan  untuk mendapatkan informasi persyaratan yang wajib dipenuhi selaku peserta,"ujar Harjoko.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Labuhanbatu Selatan Hj Asni Harahap menyebutkan, Pemkab Labuhanbatu Selatan mendukung penuh program PSR yang dilakukan Nubika Jaya dan perusahaan lainnya

"Dinas Perkebunan dan Peternakan memberi apresiasi kepada Nubika Jaya yang mendorong terealisasinya PSR di Labuhanbatu Selatan,"katanya.
 
Asni menegaskan, program PSR dengan menggunakan dana BPDPKS dan perusahaan sebagai "off taker" memang harus didukung penuh karena merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

"Diharapkan Labuhanbatu Selatan yang sebagai salah satu sentra sawit bisa sukses dengan program PSR dan itu perlu dukungan perusahaan dan kesadaran petani,"katanya.

Menurut Asni, selama tanaman petani belum menghasilkan, akan didiskusikan beberapa program bantuan untuk petani seperti pemberian benih jangung, pepaya. agar petani mendapat pendapatan.

"Dana hibah dari pemerintah yang diberikan melalui BPDPKS yang Rp25 juta per hektare dengan maksimal empat hektare per kepala.keluarga tentunya tidak mencukupi sehingga diperlukan kredit agar kebun rakyat dapat terbangun sesuai standar perkebunan,"katanya

Data dari BPDPKS mengungkapkan hingga Mei, program PSR sudah di tahap III dengan terakhir dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Mei 2018 seluas 15.000 hektare.

Sebelumnya tahap pertama dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada September 2017 dan yang kedua di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada November 2017.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan, pemerintah menaruh harapan besar dalam program PSR untuk meningkatkan kesejahteraan petani.***3***

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018