Medan, (Antaranews Sumut) - Volume ekspor karet Sumatera Utara semester I 2018 turun 11,10 persen dibanding periode sama 2017 atau tinggal 226.012 ton.
"Semester I 2017, volume ekspor karet Sumut sudah mencapai 254.222 ton, sementara periode sama 2018 tinggal 226.012 ton," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu.
Penurunan ekspor dampak permintaan yang melemah dari luar negeri dan termasuk akibat kebijakan adanya pengurangan penjualan dari negara penghasil karet.
Penurunan volume ekspor karet Sumut terbesar terjadi pada bulan Juni 2018 .
Pada Juni, volume ekspor karet Sumut hanya 29.499 ton dari penjualan di Januari - Mei yang di.kisaran 34ribuan ton hingga 42 ribuan ton.
Dibandingkan Mei 2018 yang ekspornya sudah mencapai 40.401 ton, misalnya, maka penjualan di Juni yang hanya 29.499 ton itu mengalami penurunan 27 persen.
"Ada prediksi ekspor di tahun 2018 menurun dibandingkan 2018 atau kalaupun naik, kenaikannya tidak signifikan,"ujar Edy.
Asumsi penurunan itu mengacu pada perekonomian secara global yang belum stabil.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, menyebutkan, terjadinya penurunan volume dan harga ekspor komoditas diprediksi menghambat pertumbuhan ekonomi daerah itu.
"Perekonomian Sumut sangat tergantung dengan komoditas.Kalau volume dan harga ekspor turun yah pasti perekonomian Sumut langsung terimbas negatif,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Semester I 2017, volume ekspor karet Sumut sudah mencapai 254.222 ton, sementara periode sama 2018 tinggal 226.012 ton," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu.
Penurunan ekspor dampak permintaan yang melemah dari luar negeri dan termasuk akibat kebijakan adanya pengurangan penjualan dari negara penghasil karet.
Penurunan volume ekspor karet Sumut terbesar terjadi pada bulan Juni 2018 .
Pada Juni, volume ekspor karet Sumut hanya 29.499 ton dari penjualan di Januari - Mei yang di.kisaran 34ribuan ton hingga 42 ribuan ton.
Dibandingkan Mei 2018 yang ekspornya sudah mencapai 40.401 ton, misalnya, maka penjualan di Juni yang hanya 29.499 ton itu mengalami penurunan 27 persen.
"Ada prediksi ekspor di tahun 2018 menurun dibandingkan 2018 atau kalaupun naik, kenaikannya tidak signifikan,"ujar Edy.
Asumsi penurunan itu mengacu pada perekonomian secara global yang belum stabil.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, menyebutkan, terjadinya penurunan volume dan harga ekspor komoditas diprediksi menghambat pertumbuhan ekonomi daerah itu.
"Perekonomian Sumut sangat tergantung dengan komoditas.Kalau volume dan harga ekspor turun yah pasti perekonomian Sumut langsung terimbas negatif,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018