Simalungun (Antaranews Sumut) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mempertimbangkan kembali penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang kemampuannya bisa mengangkat benda di dasar air, untuk operasi di Danau Toba, Sumatera Utara.

"Lebih besar dan berat, butuh waktu dua bulanan dilepas dan dirakit kembali," sebut Dirops, Bambang Suryo Aji, Minggu, pada acara pertemuan Pemkab Simalungun, Basarnas, KNKT dan PT Jasa Raharja dengan keluarga korban di Balei Harungguan Djabanten Damanik, Pamatang Raya.

Pihaknya kata Bambang, telah meminta pendapat dari para pakar dari sejumlah negara yang intinya tidak memungkinkan dilakukan mengingat waktu kejadian kapal tenggelam sudah lama.

Basarnas juga mengisyaratkan mengakhiri pencarian KM Sinar Bangun 6 pada 3 Juli 2018, setelah melakukan perpanjangan sampai dua kali.

Begitupun, sesuai harapan keluarga korban, pihaknya akan kembali melakukan pencarian apabila ada temuan baru.

KM Sinar Bangun 6 tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir ke Tiga Ras Kabupaten Simalungun pada 18 Juni 2018 pukul 17.10 Wib.

Sejumlah 21 orang, termasuk juru mudi dan awak kapal selamat dari musibah, tiga meninggal dan 164 belum ditemukan. 

Pada pencarian hari ke 14, Basarnas mengandalkan trawl (jaring pukat) yang ditarik KMP Sumut, dan hasilnya tetap nihil. 

Pewarta: Waristo

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018