Batubara, (Antaranews SUmut) - Kelangkahan gas elpiji 3 Kg atau gas melon sepanjang bulan ramadhan dan menjelang Idil Fitri 2018 membuat masyarakat resah, dan memadati setiap pangkalan yang diketahui pasokan gas elpiji tersedia.
"Kelangkahan ini sudah lama terjadi, selama bulan puaso ne lah, dan walaupun ada harga elpiji 3 kg ada, tidak sama dengan harga biasanya."ujar Evi warga desa Suka Maju Tanjung Tiram, selasa (12/6). saat berada pada antrian pengambilan gas jl merdeka Tanjung Tiram.
Evi juga menyayangkan kelangkahan yang terjadi, apalagi menjelang Idil Fitri 1439 H, dimana kebutuhan rumah tangganya semakin meningkat karena akan, mempersiapkan banyak hal, dari membuat kue, sampai pada menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
Selama gas Elpiji ini susah untuk didapatkan, harga diberberapa pengecer mengami kenaikan, hingga mencapai harga 30rb, disekitar wilayah Tanjung Tiram.
Takut tidak mendapat gas, akhirnya ratusan warga rela antri disala satu pangkalan milik pengusaha, dengan harga ecer berkisar Rp.20rb.
"Sudahlah mejelang lebaran, gas susah dicari, pas ada, harganya naik pulak, "keluh Evi.
Evi, meminta kepada pihak terkait, agar mengambil sikap, jangan sampai kelangkahan ini terus terjadi, karena akan berdampak buruk pada kelancaran prekonomian masyarakat, serta kekhusukan bulan ramadhan dan persiapan menghadapi Idil Fitri."cetus wanita dua orang anak ini.
sebelumnya General Manager Pertamina MOR I, Joko Pitoyo mengatakan, Pertamina mengantisipasi lonjakan konsumsi elpiji yang diprediksi meningkat selama Ramadan 1439 H di Sumut, yaitu dengan menambah pasokan dan melakukan pendistribusian sesuai kebutuhan.
Untuk wilayah Sumut, Pertamina telah mengantisipasi penyaluran elpiji 3 kg dengan menambah sebanyak 33.666 tabung atau 9% dari konsumsi harian normal yaitu dari 369.333 tabung perhari menjadi 403.000 tabung per hari.
Ketahanan supplai dan stok elpiji wilayah Sumatera Utara ditunjang dengan 217 agen dan 7.994 pangkalan elpiji yang disalurkan dari Depot elpij Tandem dan Depot elpij Pangkalan Susu. Pada kesempatan itu, Joko menegaskan tidak ada kenaikan harga gas elpij.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Kelangkahan ini sudah lama terjadi, selama bulan puaso ne lah, dan walaupun ada harga elpiji 3 kg ada, tidak sama dengan harga biasanya."ujar Evi warga desa Suka Maju Tanjung Tiram, selasa (12/6). saat berada pada antrian pengambilan gas jl merdeka Tanjung Tiram.
Evi juga menyayangkan kelangkahan yang terjadi, apalagi menjelang Idil Fitri 1439 H, dimana kebutuhan rumah tangganya semakin meningkat karena akan, mempersiapkan banyak hal, dari membuat kue, sampai pada menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
Selama gas Elpiji ini susah untuk didapatkan, harga diberberapa pengecer mengami kenaikan, hingga mencapai harga 30rb, disekitar wilayah Tanjung Tiram.
Takut tidak mendapat gas, akhirnya ratusan warga rela antri disala satu pangkalan milik pengusaha, dengan harga ecer berkisar Rp.20rb.
"Sudahlah mejelang lebaran, gas susah dicari, pas ada, harganya naik pulak, "keluh Evi.
Evi, meminta kepada pihak terkait, agar mengambil sikap, jangan sampai kelangkahan ini terus terjadi, karena akan berdampak buruk pada kelancaran prekonomian masyarakat, serta kekhusukan bulan ramadhan dan persiapan menghadapi Idil Fitri."cetus wanita dua orang anak ini.
sebelumnya General Manager Pertamina MOR I, Joko Pitoyo mengatakan, Pertamina mengantisipasi lonjakan konsumsi elpiji yang diprediksi meningkat selama Ramadan 1439 H di Sumut, yaitu dengan menambah pasokan dan melakukan pendistribusian sesuai kebutuhan.
Untuk wilayah Sumut, Pertamina telah mengantisipasi penyaluran elpiji 3 kg dengan menambah sebanyak 33.666 tabung atau 9% dari konsumsi harian normal yaitu dari 369.333 tabung perhari menjadi 403.000 tabung per hari.
Ketahanan supplai dan stok elpiji wilayah Sumatera Utara ditunjang dengan 217 agen dan 7.994 pangkalan elpiji yang disalurkan dari Depot elpij Tandem dan Depot elpij Pangkalan Susu. Pada kesempatan itu, Joko menegaskan tidak ada kenaikan harga gas elpij.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018