Tarutung (Antaranews Sumut) - Huria Kristen Batak Protestan menggelar rangkaian kegiatan peringatan satu abad wafatnya rasul orang batak, Ingwer Ludwig Nommensen, dengan melakukan kilas balik perjalanan sejarah sebagai kesempatan untuk mengevaluasi, merenungkan, dan merevitalisasi perjalanan gereja untuk difokuskan dalam memberikan perhatian khusus kepada yang lemah.

"HKBP akan menjadi gereja yang memberikan perhatian khusus kepada yang lemah," ungkap Pdt Martongo Sitinjak, Kadep Koinonia HKBP yang menjabat sebagai ketua umum pelaksanaan kegiatan, Senin.

Dikatakan, semangat sekte gereja terbesar se-Asia Tenggara itu untuk eksis sebagai gereja inklusif yang memberikan berkat bagi masyarakat merupakan esensi dari empat pilar pelayanan IL Nommensen di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan penginjilan.

"Kehadiran misionaris, secara teologis dimaknai sebagai terang dari masa kegelapan, atau masa terbuka dari yang sebelumnya tertutup. Nommensen hadir di tano batak bukan untuk mendirikan gereja melainkan untuk menyelamatkan masyarakat. Makanya, HKBP bukan hanya untuk jemaat saja melainkan untuk segenap masyarakat," terangnya.

Hal tersebut, kata Martongo, menjadi dasar pemberian perhatian khusus kepada yang lemah tanpa memandang latar belakang dan keberadaan untuk mencapai tujuan mulia yang lebih berdaya guna demi kehidupan masyarakat.

Terkait rangkaian kegiatan peringatan satu abad wafatnya sang rasul, Pdt Martongo mengungkapkan, pihaknya akan menggelar kegiatan napak tilas pada 16 Mei 2018 di Kecamatan Barus Tapanuli Tengah, pelaksanaan seminar, bhakti sosial, serta ibadah raya yang digelar pada 23 Mei 2018, di HKBP Sigumpar sebagai lokasi akhir perjalanan IL Nommensen.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018