Rantauprapat (Antaranews Sumut) - Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Sumut monitoring dan evaluasi atau Monev, 16 tahanan melarikan diri dari Cabang Rumah Tahanan Labuhan Bilik, Kabupaten Labuhanbatu.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Liberti Sitinjak, Kamis, meninjau ruangan 1 dan 2 di Blok A. Ruangan ini merupakan tempat tahanan titipan Polres Labuhanbatu yang melarikan diri dengan cara menjebol atap ruangan

Selanjutnya Kakanwil Liberti Sitinjak bergeser ke arah Utara menara pengawas hingga tembok Cabrutan, didampingi Kadiv Humas Joshua Ginting, Kalapas Labusona Rantauprapat Jahari Sitepu dan Cabrutan Labuhan Bilik Triadi Boby Permana.

Baca juga: 16 tahanan titipan Polres Labuhanbatu melarikan diri

Dalam kesempatan itu Kakanwil Liberti Sitinjak, melakukan adegan ulang proses terjadinya pelarian tahanan setelah merusak atap asbes dan seng.

Menurutnya, peninjauan langsung dan reka ulang ini sangat penting untuk menentukan keputusan yang akan di sampaikan kepada Cabrutan Labuhan Bilik.

"Dari hasil Monev, segera saya ambil keputusan dalam minggu depan, saya singkronkan dari hasil laporan BAP tim dengan apa yang saya lihat," katanya.

Baca juga: Warga binaan gerah, pasca pelarian 16 tahanan Polres Labuhanbatu

Ia menjelaskan, peristiwa ini perlu didalami apakah ada unsur perencanaan atau kelalaian petugas.

Kelalaian sudah di atur dalam BP 53. Namun, kalau ada unsur rekayasa, pihaknya akan meminta kepolisian mengusut tuntas, selain kekurangan petugas pengamanan Cabrutan.

"Setelah ini akan saya baca apakah ada kelalaian, rekayasa, perencanaan, kesalahan manusia atau human eror," katanya.

Baca juga: Pencarian 16 tahanan diperluas hingga Riau

Pihaknya menyikapi, penyebab terjadinya pelarian tahanan mayoritas berperkara narkoba itu karena human eror, yakni masuknya alat pemotong sejenis gergaji ke dalam Cabrutan tanpa di ketahui petugas.

Tidak ada alasan tidak diketahui karena itu merupakan tugas pokok fungsi yakni, melarang barang-barang yang tidak dibenarkan.

"Proses terjadinya pengergajian, proses adanya broti, proses tidak terjadinya troling karena hujan. Human eror," katanya.
 

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018