Sipahutar (Antaranews Sumut) - Memasuki bulan ketiga musim panen nenas di Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara, sekitar 50 ribu buah nenas mampu dihasilkan setiap minggunya yang kemudian ditampung oleh para pengumpul untuk dipasarkan ke luar daerah seperti Medan, Aceh, dan sejumlah wilayah di luar Taput.

"Memasuki bulan ketiga musim panen nenas kali ini, sedikitnya 50 ribu buah beragam kualitas mampu dihasilkan," ungkap Husor Simanjuntak, salah seorang petani nenas di Desa Siparendean Sipahutar, Sabtu.

Dikatakan, pada setiap musim panen, sejumlah wilayah seperti Danau Ganjang, Lobu Tolong, Simarhoppa, Siparendean, Sitapongan, dan wilayah lainnya di kecamatan tersebut, menjadi penyumbang hasil panen terbesar seiring luasan areal pertanian yang dimiliki.

"Tiga kali dalam seminggu, yakni, Senin, Rabu, dan Jumat, para agen dan pengumpul datang untuk membeli hasil panen," terangnya.

Senada, Edison Silitonga, petani nenas di Ulunihuta Sipahutar II, juga mengungkapkan, bulan ketiga musim panen kali ini, jumlah nenas yang siap dipanen semakin meningkat.

"Musim panen sudah diawali sejak Februari lalu, meski jumlahnya masih sedikit. Nantinya, musim panen masih akan berlangsung hingga Juni mendatang dengan jumlah buah yang tentunya akan semakin berkurang," urainya.

Walau merasa bahagia atas musim panen yang telah tiba, para petani nenas ini masih mengeluhkan anjloknya harga jual yang mereka rasakan saat ini.

Pada musim panen seperti saat ini, kata Husor, setiap buah nenas akan dibeli oleh agen dan pengumpul seharga Rp.1.800 per buah tanpa memilah kualitas buah.

"Jadi, meskipun kualitasnya super ataupun tidak, harganya sama rata senilai Rp.1.800 per buah," sebutnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018