Medan, (Antaranews SUmut) - Kementerian Agama membuka peluang bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk melanjutkan pendidikan ke Perancis setalah adanya nota kesepahaman dengan Kedutaan Besar Perancis.
Dalam siaran pers yang diterima di Medan, Rabu, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) RI Mastuki mengatakan, nota kesepahaman itu didapatkan setelah adanya pembahasan antara pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara dan UIN Jambi dengan Atase Kerjasama Science dan Tecnology Kedutaan Prancis.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Alliance Fran?aise (AF) di Medan, pada Senin (19/3) tersebut, terbuka akses bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk belajar di negara Menara Eiffel itu.
Dalam pertemuan itu, Atase Kerjasama Science dan Tecnology Kedutaan Perancis Nicolas menyampaikan bahwa negaranya telah menyediakan kuota 40 program doktor (Ph.D) melalui skema program khusus beasiswa 5.000 doktor yang dikembangkan Kementerian Agama.
Meski kuota yang diberikan Kedutaan Besar Perancis cukup banyak, namun baru 14 orang kandidat yang berminat mengikuti program tersebut.
Selain itu, Perancs juga membuka peluang bagi 55 dosen dan alumni PTKI untuk mendapat beasiswa "Perancis Non-Degree" untuk merealisasikan kerja sama kami dengan MoRA.
Pihak Kedutaan Besar Perancis menyayangkan kurangnua sosialisasi program tersebut kepada civitas akademika UIN, Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), atau perguruan tinggi Islam swasta lainnya di seluruh Indonesia.
Baca juga: Minat masyarakat kuliah ke Amerika Serikat tinggi
Kemenag bersama Kedutaan Besar Perancis juga memberikan kesempatan S-2 untuk jangka waktu satu tahun, dengan penekanan utama pada keterampilan riset sebelum mengikuti program Ph.D.
"Program itu untuk menjembatani beberapa kelemahan kemampuan riset para dosen calon peserta Program 5.000 Doktor," ujar Nicholas
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Jambi Fadilah Husain merespon positif dan meminta bantuan atase kedutaan dalam melakukan korespondensi ke beberapa professor di Perancis untuk mendapatkan LOA.
"Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang mendalam atas kesediaan Kedutaan Perancis memperkuat jaringan kerja sama ini," ujarnya.
Selama ini, kata Fadilah, UIN Jambi dan UIN Sumatera Utara telah menjalin kerja sama dengan Alliance Fran?aise (AF) terutama dalam hal pelatihan Bahasa Perancis untuk dosen-dosen yang akan melanjutkan studi ke negara itu.
Apalagi Kedutaan Besar Perancis akan mengirim ahli atau professor ke UIN Jambi untuk melakukan workshop penulisan karya ilmiyah , ermasuk penulisan bidang scientech.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Dalam siaran pers yang diterima di Medan, Rabu, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) RI Mastuki mengatakan, nota kesepahaman itu didapatkan setelah adanya pembahasan antara pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara dan UIN Jambi dengan Atase Kerjasama Science dan Tecnology Kedutaan Prancis.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Alliance Fran?aise (AF) di Medan, pada Senin (19/3) tersebut, terbuka akses bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk belajar di negara Menara Eiffel itu.
Dalam pertemuan itu, Atase Kerjasama Science dan Tecnology Kedutaan Perancis Nicolas menyampaikan bahwa negaranya telah menyediakan kuota 40 program doktor (Ph.D) melalui skema program khusus beasiswa 5.000 doktor yang dikembangkan Kementerian Agama.
Meski kuota yang diberikan Kedutaan Besar Perancis cukup banyak, namun baru 14 orang kandidat yang berminat mengikuti program tersebut.
Selain itu, Perancs juga membuka peluang bagi 55 dosen dan alumni PTKI untuk mendapat beasiswa "Perancis Non-Degree" untuk merealisasikan kerja sama kami dengan MoRA.
Pihak Kedutaan Besar Perancis menyayangkan kurangnua sosialisasi program tersebut kepada civitas akademika UIN, Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), atau perguruan tinggi Islam swasta lainnya di seluruh Indonesia.
Baca juga: Minat masyarakat kuliah ke Amerika Serikat tinggi
Kemenag bersama Kedutaan Besar Perancis juga memberikan kesempatan S-2 untuk jangka waktu satu tahun, dengan penekanan utama pada keterampilan riset sebelum mengikuti program Ph.D.
"Program itu untuk menjembatani beberapa kelemahan kemampuan riset para dosen calon peserta Program 5.000 Doktor," ujar Nicholas
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Jambi Fadilah Husain merespon positif dan meminta bantuan atase kedutaan dalam melakukan korespondensi ke beberapa professor di Perancis untuk mendapatkan LOA.
"Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang mendalam atas kesediaan Kedutaan Perancis memperkuat jaringan kerja sama ini," ujarnya.
Selama ini, kata Fadilah, UIN Jambi dan UIN Sumatera Utara telah menjalin kerja sama dengan Alliance Fran?aise (AF) terutama dalam hal pelatihan Bahasa Perancis untuk dosen-dosen yang akan melanjutkan studi ke negara itu.
Apalagi Kedutaan Besar Perancis akan mengirim ahli atau professor ke UIN Jambi untuk melakukan workshop penulisan karya ilmiyah , ermasuk penulisan bidang scientech.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018