Aceh Timur, (Antaranews Sumut) - Masyarakat nelayan di Desa Kuala Leuge, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, sangat membutuhkan pembangunan tempat pendaratan ikan (TPI) untuk bongkar muat hasil tangkapan mereka.

Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Aceh Timur, Mahyuddin di Peureulak, Sabtu mengutarakan, para nelayan sangat membutuhkan pembangunan TPI sebagai sarana bongkar muat ikan di daerah itu.

"Lebih dari 20 tahun dermaga TPI di Kuala Leuge tidak pernah tersentuh perbaikan. Kondisinya kini sangat mengkhawatirkan," sebut Mahyuddin yang juga mantan Kepala Desa Kuala Leuge itu.

Disebutkan, semasa dirinya masih menjabat sebagai kepala desa, telah beberapa kali mengajukan pembangunan TPI tersebut kepada pemerintah daerah, akan tetapi hingga kini belum ada realisasinya.

Padahal, lanjut dia, pembangunan TPI sangat dibutuhkan nelayan, sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat dari sektor perikanan dan kelautan tersebut.
Baca juga: Langkat programkan lima ribu nelayan masuk asuransi
"Selama ini boat nelayan enggan berlabuh di TPI Kuala Leuge karena kondisinya yang sudah tidak layak. Lantai dermaga sudah lapuk," urai Mahyuddin.

Selain itu, daratan di bibir kuala juga terjadi abrasi akibat air pasang. Kemudian, terjadi pendangkalan di muara kuala, sehingga menyulitkan bagi boat nelayan yang hendak berlabuh di dermaga TPI.

Karenanya, ia mewakili para nelayan berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dapat segera membangun TPI yang permanen serta melakukan pengerukan di muara kuala tersebut.

"Kita harap pemerintah daerah bisa merespon cepat persoalan ini, karena sudah sangat mendesak agar nelayan dapat menggunakan TPI dimaksud sebagai sarana bongkar muat hasil tangkapan ikan," tutup Mahyuddin penuh harap.
 

Pewarta: Mukhlis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018