Samosir (Antaranews Sumut) - Benget Sitinjak, putra Desa Hutagalung, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, mantan pegawai admin di Estate Tele milik PT Toba Pulp Lestari, kini sukses menjadi bos sebuah perusahaan.

Pria 36 tahun itu memulai karirnya sebagai karyawan TPL pada tahun 2014. Setelah 2 tahun bekerja sebagai pegawai, ayah lima orang ini 'banting setir' untuk memulai usaha sendiri dengan menyewakan satu unit mesin fotokopi pada PT TPL Estate Tele.

"Setelah berhenti menjadi karyawan PT TPL, saya memilih meneruskan usaha orangtua untuk menjadi mitra usaha TPL," sebut Benget, Jumat.

Mengawali usahanya, Benget menyewakan satu unit mesin fotokopi untuk dipergunakan bagian tata usaha dari perusahaan pulp tersebut.

Usaha tersebut ternyata berbuah manis. Uang sewa mesin yang dikumpulkan olehnya mampu dijadikan sebagai modal untuk merambah status kemitraannya dengan perusahaan sebagai mitra penanaman.

"Awalnya memang agak sulit. Namun, tekad untuk menjadi berhasil serta dukungan dari keluarga sungguh merupakan api pembakar semangat," tuturnya.

Status kemitraannya dalam bidang penanaman dimulai dengan mempekerjakan tujuh orang karyawan, hingga seiring waktu,  saat ini, dia sudah memiliki sebanyak 200 karyawan yang berada dibawah naungan PT Hasian Bintang Persada yang didirikannya.

"Disiplin, kerja keras, rendah hati, dan sistem manajemen yang bagus menjadi kunci keberhasilan usaha saya," ungkapnya.

Selain itu, dalam penerapan pekerjaan penanaman yang ditekuninya, satu hal yang selalu ditekankan kepada semua karyawannya adalah bagaimana mengedepankan kualitas dari hasil pekerjaan daripada sekedar mengejar keuntungan besar yang hanya sesaat.

"Saya tetap mengutamakan kualitas kerja dan kesejahteraan pegawai. Dengan motivasi yang tepat, maka para pegawai akan bekerja dengan kualitas yang baik," ujarnya.

Pengakuan Benget ternyata bukan isapan jempol. Sebab, Manajer PT TPL Estate Tele, Natanail Tarigan, juga mengakui hasil kerja Benget.

"Hasil kerjanya selalu baik dan jarang di 'follow up' ulang oleh bagian 'quality'," kata Natanail.

Demikian halnya, untuk menjaga semangat kerja dan kenyamanan para pegawainya, Benget memberikan fasilitas kerja seperti kendaraan untuk pegawai yang bisa dicicil melalui pendapatan yang mereka terima.

"Asupan gizi dan makanan yang disajikan bagi para pegawai penanaman juga harus bagus. Sebab, jika kualitas gizi dan makanan buruk,  karyawan bisa sakit dan terlambat kerja. Kan kita juga yang rugi," jelasnya.

Istri Benget, Dina Verawaty Purba, 36 tahun, juga bercerita tentang keadaan yang sulit di masa awal usaha yang dirintis suaminya.

"Saya mengandung anak pertama, ketika suami saya berhenti menjadi karyawan PT TPL," kenangnya.

Dikatakan, kerendahan hati dan kerja keras menjadi modal usaha yang dimiliki suaminya hingga bisa berhasil.

Hingga kini pria yang memiliki anak sulung yang masih mengecap pendidikan di bangku sekolah dasar kelas 6 ini, telah memiliki aset berupa beragam alat berat, 'dump' truk, dan truk 'logging', serta belasan sepeda motor yang dioperasikan untuk usahanya.


Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018