Batubara (Antaranews Sumut)  -Seperti ada yang kurang lengkap pada perayaan hari jadi ke-11 Kbupaten Batubara yang jatuh pada 8 Desember 2017 ini. Sebagian peserta rapat paripurna istimewa di gedung DPRD Batubara merasa terharu ketika mengingat kembali Bupati Batubara non aktif OK Arya Zulkarnain saat diputarkan video klip lagu daerah yang sebagian diciptakan sendiri oleh OK Arya.


"Kayaknya ada yang kurang lengkap, kurang semarak perayaan hari jadi Batubara tahun ini. Sosok OK Arya memang sulit untuk dilupakan. Walau bagaimana pun beliau berjasa dalam pemekaran Kabupaten Batubara. Sedih kali dengar lagu-lagu OK Arya," kata salah seorang peserta rapat kepada wartawan, di DPRD Batubara, Jumat (8/12/2017).


Kabupaten Batubara ini sebetulnya daerah otonomi baru (DOB) atas pemekaran dari daerah induknya, Kabupaten Asahan yang diresmikan pada 15 Juni 2017. Peresmian itu bersamaan dengan dilantiknya Pejabat Bupati Batubara, Sofyan Nasution. Pelantikan pejabat bupati itu juga diiringi dengan penetapan ibu kota daerah yang berada di Kecamatan Limapuluh.


Sementara klan atau etnisnya lebih banyak dipengaruhi budaya Minangkabau, sebab etnis ini pada abad ke-18 menjadikan Batu Bara sebagai pangkalan untuk melakukan perdagangan lintas selat. Mereka membawa hasil-hasil bumi dari pedalaman Sumatra, untuk dijual kepada orang-orang Eropa di Penang dan Singapura.


Dapat dikatakan Batu Bara merupakan koloni dagang orang-orang Minang di pesisir timur Sumatra. Sehingga wajar dari lima suku atau klan penduduk di daerah ini dipengaruhi oleh budaya Minangkabau. Kelima suku tersebut yakni Lima Laras, Tanah Datar, Pesisir, Lima Puluh dan Suku Boga.


Sejak pemekaran, Kabuapten Batu Bara baru dipimpin oleh satu Bupati defenitif, OK Arya Zulkarnaen yang menjabat dua periode. Periode pertama 2008-2013 dan periode kedua 2013-2018. Namun di penghujung masa jabatannya, Arya Zulkarnaen tertangkap oleh Satgas KPK dalam operasi tangkap tangan.

Pewarta: Erwin

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017