Medan, 9/11 (Antarasumut) - Visi Program  Transformasi  Bank Pembangunan Daerah  adalah menjadi  bank  yang  berdaya  saing  tinggi   dan   kuat   serta   berkontribusi   signifikan   bagi   pertumbuhan   dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
       
Dengan program  transformasi diharapkan BPD  akan  menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional.
      
Ada  tiga  sasaran  dari  program  transformasi  BPD tersebut  yakni meningkatnya daya  saing  (kompetitif), menguatnya ketahanan  kelembagaan dan meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.
      
Untuk  mencapai  ketiga  sasaran  tersebut  ada  enam  strategi  yang  harus ditempuh  untuk   meningkatkan  efektivitas  proses  bisnis  dan  risiko .
     
Keenam strategi itu mulai dari pengembangan   produk,   pengelolaan    layanan,  pengembangan pemasaran; pengelolaan jaringan, pengelolaan portofolio dan penguatan likuiditas  dan  permodalan.  
      
Bagaimana dengan Bank Sumut?.
       
Strategi itu ternyata sebagian  sudah dan terus dijalankan Bank Sumut dengan kepemimpinan di bawah Direktur Utama  Edie Rizliyanto yang termuat dalam Road Map Transformasi Bank Sumut .
      
Transformasi Bank Sumut dilakukan dengan menguatkan implementasi budaya perusahaan dan nilai-nilai perusahaan yang disebut dengan TERBAIK (Terpercaya, Energik, Ramah, Bersahabat, Aman, Integritas dan Komitmen).
       
"Dengan TERBAIK, maka diharapkan Bank Sumut semakin memberi arti besar pada perekonomian Sumut bahkan nasional," ujar Edi Rizliyanto.
     
Bank Sumut ingin memberi kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi sehingga bisa lebih dari pencapaian saat ini yang hingga triwulan III sebesar 5,21 persen.
     
Langkah Bank Sumut
   
Untuk merealisasikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, Bank Sumut sudah melakukan berbagai langkah.
      
Mulai pemberian bantuan kredit kepada UKM, wirausaha pemula,  kredit Permaisuri (kredit untuk perempuan) serta membina para UKM.
     
Bank Sumut juga ikut mendanai sejumlah pembangunan infrastruktur.
     
Tidak hanya proyek Jalan Tol Medan -Tebingtinggi,  Bank Sumut membiayai beberapa proyek infrastruktur seperti Tol di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta.
       
Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut Tengku Mahmud Jefrry  menyebutkan, untuk Tol Kualanamu  - Tebingtinggi, Bank Sumut membiayai sekitar Rp300 miliar.
       
Sementara untuk pembiayaan proyek infrastruktur di Jawa Barat, Bank Sumut mengucurkan dana Rp150 miliar  dengan sindikasi bank lain.
       
Dia mengaku dalam kebijakan menjalankan bisnis, Bank Sumut memang mengacu pada program pemerintah.
       
Dewasa ini misalnya, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur.
       
Keberanian Bank Sumut membiayai proyek infrastruktur nasional karena sudah memiliki pengalaman membiayai proyek APBD di Sumut.
      
"Semakin besar kemampuan Bank Sumut membiayai pembangunan, bukan hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menambah kepercayaan terhadap Bank Sumut dan peningkatan bisnis bank," katanya.
         
Dia mengakui, Bank Sumut juga berencana membiayai proyek di sektor lain sejalan dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) di bank itu.
         
Langkah lain yang dilakukan Bank Sumut adalah program  Smart City yang berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah.
       
Bahkan juga berperan sebagai "Pemegang Kas Daerah"  yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum seperti dimaksudkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 
      
Smart City sudah dilakukan di Pemkot Medan, Binjai, Pematangsiantar, Deliserdang, Tapanuli Utara, Serdangbedagai, Padangsidempuan dan Tapanuli Selatan.
      
Program itu bukan hanya untuk kepentingan daerah sesuai fungsi BPD.
     
Tetapi juga untuk perkembangan bisnis Bank Sumut yang tentunya memerlukan penguatan permodalan.
      
Seperti diketahui, kata Edie Rizlyanto, dukungan pemegang saham yakni pemkot dan pemkab serta Provinsi Sumut sangat besar dalam penguatan modal Bank Sumut yang sudah di sekitar Rp1,2 triliun.
      
Smart City sendiri sudah terbukti membantu pemkab/pemkot dan Pemprov Sumut mendapat opini Wajar Tanpa Syarat dalam.laporan keuangannya.
      
"Kalau perekonomian daerah semakin membaik tentunya kemampuan pemkab/pemkot dan Pemprov Sumut semakin bisa menambah sahamnya di Bank Sumut," kata Edie.
       
Bank Sumut memang masih memerlukan suntikan modal seperti untuk mengejar target pemisahan unit syariah yang ditargetkan sudah selesai dilakukan pada 2018.
      
Bank Sumut memerlukan suntikan dana Rp230 miliar karena sebelumnya sudah ada dana Rp270.miliar dari total yang dibutuhkan minimal Rp500 miliar.
     
      
Harus Didukung

      
Transformasi Bank Sumut dinilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mendapat dukungan semua pihak.
     
Mulai dari semua manajemen, karyawan,  pemegang saham hingga masyarakat.
      
Alasan dia, kemajuan Bank Sumut juga mencerminkan kemajuan masyarakat dan Sumut secara keseluruhan
    
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 , Lukdir Gultom menyebutkan, sebagai bank daerah, Bank Sumut memang harus terus berbenah.
       
"Program  transformasi memang harus dijalankan agar Bank Sumut bisa menjadi pemimpin di daerah dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional,"katanya.  
      
Bank Sumut misalnya harus mencermati masuknya BPD lain ke Sumut yang memberi pilihan lain kepada masyarakat baik untuk menyimpan uang, mengambil kredit dan memanfaatkan jasa layanan perbankan lainnya.
       
"Kalau transformasi Bank Sumut berhasil, maka bank itu bisa menjadi Regional Champion dan Market Leader di daerah Sumut seperti yang diinginkan," ujar Lukdir.
        
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut, Arief Budi Santoso mengatakan
ekonomi Sumut yang tumbuh 5 21 persen secara "year on year" mengindikasikan geliat ekonomi membaik.
      
Pencapaian itu berada di atas pertumbuhan ekonomi secara nasional yang sebesar 5,06 persen (yoy) dan Pulau Sumatera 4,43 persen (yoy).
       
Pertumbuhan ekonomi di Sumut itu, ujar Arief, tidak terlepas dari dukungan perbankan termasuk Bank Sumut yang sebagai bank daerah.
      
Bank Sumut tercatat memberi dukungan kuat kepada pertumbuhan UMKM yang sudah terbukti menjadi salah satu pendorong perekonomian.
       
"Masuknya Bank Sumut dalam investasi di sektor perekonomian juga sangat didukung karena infrastruktur akan sangat memberi andil besar dalam pertumbuhan ekonomi,"kata Arief.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017