Taput, 29/10 Sumut (Antara) - Lamtagon Manalu, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Mual Natio Tapanuli Utara menyebutkan, akibat musim kemarau yang berkepanjangan di wilayah itu menimbulkan dampak penurunan debit pada sumber mata air, dan menyebabkan sekitar 1.000 pelanggan kesulitan mendapatkan air bersih.

“Terjadi penurunan hingga 20 persen debit air di 22 sumber mata air. Akibatnya, sekitar 1.000 pelanggan mengalami kesulitan air,” terang Lamtagon, Minggu.

Disebutkan, wilayah pelanggan yang mengalami dampak terparah berada di area Kompleks Stadion, Aek Ristop, dan Kompleks Pasar Tarutung, juga wilayah pelanggan di sekitar Air panas, dan Garaga Sipoholon, serta para pelanggan di wilayah Hutagalung, Kecamatan Siatasbarita.

“Wilayah yang mengalami dampak terparah penurunan debit sumber mata air, selama ini mendapakan pasokan dari berbagai sumber, seperti, sumber air Ugan, Sitakka, Horsik, Hutapea, Aek Nasia, dan sumber air Goti,” jelasnya.

Menurut Lamtagon, hingga saat ini, dari total 24 sumber air yang dikelola pihaknya, hanya ada 2 sumber mata air yang tidak mengalami dampak kemarau, yaitu sumber air Simarsasar di Sipoholon dan sumber air Aek Nalas di Sipahutar.

Untuk menyikapi persoalan penurunan debit air yang mempengaruhi pasokan air bersih ke pelanggan, PDAM Mual Natio melakukan pendistribusian air bersih dengan menggunakan mobil tangki air yang dimiliki perusahaan daerah itu.

“Tentu saja, akibat penurunan debit, banyak pelangan yang kesulitan mendapatkan air. Makanya, kita berupaya membuat bergilir dan menyediakan air bersih yang dibutuhkan pelanggan melalui pendistribusian dengan menggunakan mobil tangki air,” sebutnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017