Tarutung, 24/10 Sumut (Antara) – Marnala Aritonang, pria kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, 40 tahun lalu, yang selama ini berprofesi sebagai tukang bangunan, menemukan sejumlah uang kertas dan mata uang logam kuno, salah satunya koin kuno bertuliskan Nidnei Indie, ¼ G, emisi 1014, dari lokasi pertukangannya di Tarutung.
“Koin dan uang kertas kuno ini saya temukan pada Agustus 2013. Saat ini, sebagian dari temuan itu masih saya koleksi, termasuk koin kuno bertuliskan Nidnei Indie ¼ G emisi 1014,†terang Marnala, Selasa.
Disebutkan, koin kuno yang memiliki tahun emisi pada abad pertengahan itu terbuat dari bahan menyerupai emas. Hal tersebut diungkapkannya, karena kemurnian akan kandungan logamnya belum pernah diketahui secara pasti, hingga saat ini.
Saat ditemukan, mata uang kuno tersebut berada diantara sejumlah uang logam, juga tumpukan lembaran uang kertas beragam nilai bertuliskan “De Japansche Regeering†dan “Netherlandsch Indieâ€, yang jelas diketahui sebagai mata uang di era 1930-an.
“Namun, untuk koin kuno bertuliskan Nidnei Indie emisi 1014 tersebut, rasanya bukan mata uang pada jaman penjajahan Jepang,†sebut pria yang saat ini berdomisili di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara itu.
Secara detail, koin kuno tersebut memiliki diameter sekitar 1 cm, dengan ketebalan sekitar 0,1 cm. Mata uang logam tersebut memiliki gambar tiara dengan ujung berbentuk salib, serta sebuah lambang perisai di bagian bawah.
Dia mengaku, sudah berusaha untuk mencari tahu soal informasi mata uang dimaksud. Namun, hingga saat ini, hasilnya masih tetap nihil.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
“Koin dan uang kertas kuno ini saya temukan pada Agustus 2013. Saat ini, sebagian dari temuan itu masih saya koleksi, termasuk koin kuno bertuliskan Nidnei Indie ¼ G emisi 1014,†terang Marnala, Selasa.
Disebutkan, koin kuno yang memiliki tahun emisi pada abad pertengahan itu terbuat dari bahan menyerupai emas. Hal tersebut diungkapkannya, karena kemurnian akan kandungan logamnya belum pernah diketahui secara pasti, hingga saat ini.
Saat ditemukan, mata uang kuno tersebut berada diantara sejumlah uang logam, juga tumpukan lembaran uang kertas beragam nilai bertuliskan “De Japansche Regeering†dan “Netherlandsch Indieâ€, yang jelas diketahui sebagai mata uang di era 1930-an.
“Namun, untuk koin kuno bertuliskan Nidnei Indie emisi 1014 tersebut, rasanya bukan mata uang pada jaman penjajahan Jepang,†sebut pria yang saat ini berdomisili di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara itu.
Secara detail, koin kuno tersebut memiliki diameter sekitar 1 cm, dengan ketebalan sekitar 0,1 cm. Mata uang logam tersebut memiliki gambar tiara dengan ujung berbentuk salib, serta sebuah lambang perisai di bagian bawah.
Dia mengaku, sudah berusaha untuk mencari tahu soal informasi mata uang dimaksud. Namun, hingga saat ini, hasilnya masih tetap nihil.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017