Medan, 1/10 (Antarasumut) - Pemuda diedukasi untuk bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial (medsos). Agar informasi yang dibagikan tersebut bukan berita bohong atau hoax. Oleh karenanya, pemuda harus memiliki kemampuan literasi untuk melawan pengaruh negatif internet.

“Pikirkan dulu apa yang digunakan di medsos. Disaring sebelum disharing,” ujar Mutia Atiqah (FJPI) saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertajuk “generasi muda gaul di Medsos dengan Smart yang diselenggarakan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo),  yang dihadiri Latifa Hanum dari Kemkominfo , Sabtu (30/9). 
 
Disebutkannya, medsos mempunya dampak negatif dan positif. Untuk dampak negatif  ini beragam bentuknya bisa tindakan kriminalitas, mengganggu proses belanjar dan lainnya.  Sedangkan dampak positifnya, bagi yang hobi tulis menulis dapat mempublikasikannya lewat blog.

Sebagaimana direlis Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2016, jumlah pengguna  internet mencapai 132,7 juta jiwa. Jumlah ini terdiri dari berbagai kalangan usia, pendidikan dan sosial yang berbeda.

“Berbicara mengenai internet, tidak luput dari peran pemuda. Karena sekira 42,8% atau sekira 56,7 juta pengguna internet ini merupakan usia antara 10 hingga 34 tahun,”ujar Wakil Ketua Komisi I DPRD RI, Meutya Hafid.
 
Oleh karenanya, pemuda harus memiliki kemampuan literasi media yang baik untuk melawan pengaruh negatif yang berasal dari asing maupun nila-nilai toleran terhadap keberagaman, radikalisme ataupun fanatisme kelompok yang semakin mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Dia juga menambahkan penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Apalagi berdasarkan hasil penelitian menyebutkan jika 98% dari anak-anak dan remaja yang disurvey mengetahui internet dan 79,5% diantaranya adalah pengguna.

Untuk itu sambungnya, pemuda sangat penting mengetahui bagimana menyaring informasi internet. Sebab tanpa adanya literasi yang baik, pemuda akan mudah dijadikan korban kepentingan yang berujung pada kebencian terhadap suku, ras, agama dan kelompok lain.
 
Sedangkan nara sumber lainnnya, Agoez Perdana menekankan agar dalam menggunakan medsos ini tidak mencantumkan identitas lengkap. Termasuk nomor telepon dan alamat, karena bisa menjadi target cyber crime.
 
Sementara ketua panitia Rosa Amalia menyebutkan kegiatan tersebut diikuti berbagai sekolah di Medan. Melalui kegiatan ini diharapakan dapat mendorong generasi muda yang bijak dalam mensikapi kemajuan tehnologi.

Pewarta: Endang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017