Rantauprapat, 14/9 (Antarasumut) - Keluarga dan pasien menyesalkan pelayanan dan tindakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat, dalam menangani perawatan pasien dan dugaan manipulasi obat.

"Saya sangat mengesalkan atas pelayanan di RSUD Rantauprapat, yang dinilai tidak profesional dalam memberikan pelayanan terhadap istri saya saat dirawat selama satu hari," ucap Zulpan Efendi Siregar, Selasa di Rantauprapat.

Warga Kelurahan Padangmatinggi ini menyebutkan, kekesalan tersebut muncul saat istrinya dirawat pada, Minggu (3/9) lalu karena ingin melakukan persalinan. Selama satu hari dirawat, hingga pulang belum mendapatkan tindakan maksimal.

Suami dari Sri Astuti ini, hanya diberikan obat perangsang dan tidak diberikan obat atau tindakan seperti layaknya pasien bersalin lainnya. Dia juga menyikapi kekecewaan, karena adanya dugaan manipulasi obat. 

Ketika hendak pulang, perawat malah menuliskan resep untuk ditebus, sementara pasien tidak mendapatkan  suplai obat ataupun infus hanya dikasih obat perangsang selama seharian.

"Saat mau pulang itu, perawat mengasihkan resep untuk ditebus. Merasa ada yang aneh, resep yang dikasihkan itu saya tebus di apotik walau tidak ada mengeluarkan biaya karena BPJS dan resep yang ditebus itu saya kasihkan kepada perawat dan saya pertanyakan, kenapa pasien tidak ada diberikan obat, kok malah ada nebus resep," kesal Zulpan.

Dia berharap, tidak ada lagi pasien-pasien yang mengalami penderitaan seperti yang dialaminya. Kejadian yang menimpanya ini, diharapkan menjadi pelajaran agar RSUD Rantauprapat dapat mengoptimalkan pelayanan dalam penindakan maupun perawatan medis untuk masyarakat.

Sementara, Ketua Komisi D DPRD Labuhanbatu Akhmat Saiful Sirait menangapi keluhan masyarakat tersebut mengatakan, tindakan itu sudah melanggar norma-norma etika pelayanan RSUD, dimana norma-norma itu termasuk kedalam pelayanan prima setiap Rumah Sakit.

Dia menuturkan, manajemen RSUD Rantauprapat harus mengevaluasi seluruh perangkat tenaga medis maupun non medis agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Aapapun keluhan dan penyakit pasien harus dilayani untuk mencapai kesembuhan. 

Menurutnya, hak masyarakat dan tanggungjawab pihak Rumah Sakit untuk mendapatkan pelayanan prima adalah mutlak. "Mana yang tidak profesional, baik itu perawat, dokter ya kita harus berani tegas demi tercapainya pelayanan prima," jelas Saiful.

Terkait adanya dugaan manipulasi obat, Saiful menegaskan, kita akan pertanyakan ini ke Rumah Sakit, dan jika itu benar tidak bisa dibiarkan hal seperti ini, perlu diberikan ketegasan sanksi agar ada efek jera dan tidak terulang kedepan hari.

Pihak RSUD Rantauprapat melalui Doni P. Simamora selaku Humas mengatakan, membantah adanya manipulasi obat. Dia menjelaskan, saat pasien tiba dan pulang sudah ada pergantian tenaga kesehatan.

Untuk pelayanan keluarga pasien minta tindakan operasi, dikarenakan masalah medis yang tidak memungkinkan dan dianjurkan persalinan normal oleh dokter. Selain itu adanya penolakan infus dan pemasangan kateter." Dokter tidak menganjurkan operasi karena melihat riwayat pasien," katanya.

---

Pewarta: Kurnia

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017