Tanjungbalai, 8/8 (Antara) - Dewan Pendidikan Kota Tanjungbalai mencatat sebanyak 270 orang pelajar SMP warga daerah itu terancam putus sekolah karena tidak masuk ke SMA Negeri sederajat pada PPDB tahun pelajaran 2017/2018.

Ketua Dewan Pedidikan Kota Tanjungbalai H.Arifin di Tanjungbalai, Selasa, mengatakan, jumlah tersebut diketahui setelah pihaknya mentabulasi hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SD hingga SMA sederajat baru-baru ini.

"Hasil monitoring kami, untuk lulusan SMP ada 270 pelajar belum melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA sedejat," ujar Arifin didampingi sekretarisnya Lian Rangkuti.

Menurut Arifin, hal itu dialami palajar SMP yang sekolahnya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer/UNBK. Sedangkan pelajar SMP yang melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pinsil (UNKP) diketahui lulus PPDB pada SMA paporit di Tanjungbalai.

Dikatakannya, dibanding SMP melaksanakan UNBK, nilai pelajar SMP yang menggelar UNKP lebih tinggi dan mereka berpeluang masuk ke SMA paporit.

"Dengan demikian Dewan Pendidikan Kota Tanjungbalai mendesak pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemkot Tanjungbalai agar kedepannya menerapkan UNBK di seluruh SMP," katanya.

Sementara menurut Lian Rangkuti, 270 pelajar SMP tersebut saat ini dikatahui belum melanjutkan pendidikan dengan alasan tidak mampu masuk ke SMA swasta karena tidak punya biaya.

Jika dibiarkan tanpa ada solusi, maka angka anak putus sekolah di Tanjungbalai akan meningkat dari tahun 2016, yaitu sebanyak 691 orang mulai tingkat SD hingga SMA.

"Untuk mencegah meningkatnya angka anak putus sekolah khususnya jenjang SMP, Pemkot Tanjungbalai wajib mencarikan solusi terhadap masalah ini," katanya.***4***(KR-YWK)

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017