Medan, 6/6 (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berupaya terus memaksimalkan fungsi 60 Toko Tani Indonesia untuk semakin berperan besar dalam memangkas mata rantai perdagangan bahan pokok.

"Dewasa ini sudah ada 60 TTI (Toko Tani Indoensia) yang tersebar di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Serdang Bedagai dan Langkat," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Dahler di Medan, Selasa.

Dengan dioperasikannya 60 TTI di Sumut itu, diharapkan masyarakat bisa semakin mudah mendapatkan berbagai harga bahan pangan khususnya beras dengan wajar.

TTI juga akan membantu petani mendapatkan harga jual yang menguntungkan. Harga beras di TTI dewasa ini ditetapkan seharga Rp8.000 per kg.

"Agar beras dengan harga wajar itu tetap diminati masyarakat, pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai pemasok beras ke TTI sudah diingatkan untuk menjaga kualitas beras yang dijual ke TTI," katanya.

Sementara pedagang TTI juga diminta hanya menjual beras dagangannya ke konsumen, bukan ke pedagang agar tujuan pemerintah membuat TTI tercapai.


Menurut dia, dari 60 TTI, pengoperasian terbesar ada di Kota Medan. Adapun untuk pemasok beras ke 60 TTI itu sudah ditetapkan sebanyak 30 Gapoktan sehingga satu Gapoktan menyuplai dua TTI.


TTI sendiri dioperasikan di kawasan hunian warga yang padat penduduk dan jauh dari pasar tradisional agar masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan beras dengan harga murah atau terjangkau.


"Kebijakan operasional TTI itu sesuai dengan tujuan didirikannya TTI yakni untuk memotong mata rantai pasokan hasil pertanian dari petani ke konsumen," katanya.


Ke depannya, kata Dahler, TTI bisa menjual banyak produk lainnya seperti minyak goreng, telur ayam, gula pasir, bawang merah. cabai merah, ayam ras dan bahkan daging sapi yang selama ini menjadi pemicu inflasi. 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017