Medan, 15/5 (Antarasumut) - Volume ekspor karet Sumatera Utara pada triwulan I 2017 naik 20,98 persen dari periode sama 2016 atau mencapai 166.741 ton, namun perlu diwaspadai adanya penurunan permintaan dan harga mulai April 2017.

"Kenaikan ekspor di triwulan I 2016 menggembirakan. Tetapi harus diwaspadai adanya penurunan volume dan harga ekspor sejak April," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo)Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu.

Menurut dia, turunnya volume ekspor pada bulan April seiring dengan menurunnya harga karet di pasar global. 

Penurunan harga karet diakibatkan kembali menurunnya harga minyak mentah dunia dan ditambah adanya kecenderungan penguatan nilai tukar Yen terhadap dolar AS.

"Adanya peningkatan produksi karet dunia pada triwulan 1 tahun 2017 juga diperkirakan turut menekan harga karet di masa-masa memasuki triwulan II ini," ujarnya.

Pembeli yang sudah banyak mengimpor karet di triwulan 1 diduga menahan diri untuk membeli di triwulan II karena stok diperkirakan memadai.

Harga ekspor karet SIR20 pun terus bergerak turun dengan rata-rata di Mei tinggal 1,52 dolar AS per.kg dari sebelumnya di kisaran 1,97 - 2,2 dolar AS per kg.

"Dikhawatirkan, kalau harga terus turun, petani kembali depresi dan meninggalkan kebun karetnya," katanya.

Biasanya petani yang paling terdampak dengan harga rendah adalah yang memiliki luas kebun paling kecil atau kurang dari satu hektare dan itu paling banyak ada di Sumut.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017