Tebing Tinggi,9/8 (antarasumut)- Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang bersumber dari dana Islamic Development Bank (IDB) tahun ini sudah memasuki tahun ketiga.

Program yang dimotori Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR tersebut berupa kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal pada lokasi rawan sanitasi dan kawasan kumuh.
 
Untuk Kota Tebing Tinggi program (Sanimas IDB) ini di tahun 2017 meningkat menjadi sebesar Rp 12,750 M untuk 30 lokasi, bila dibandingkan tahun 2015 lalu kita mendapatkan alokasi sebesar Rp 1,7 miliar (4 lokasi)

Dan tahun 2016 sebesar Rp 3,825 miliar untuk 9 lokasi”, jelas Kepala Bappeda Tebing Tinggi Gul Bahri Siregar pada kegiatan Sosialisasi dan Promosi Sanitasi yang digelar di Balai Pertemuan Kartini, Senin (8/5).
 
Peningkatan alokasi tahun 2017 ini, menurut Gul Bahri selaku Kepala District Project Implementation Unit (DPIU) Program Sanimas IDB, tidak terlepas dari kepercayaan dan apresiasi Program Pusat melalui Central Project Implementation Unit (CPMU) atas komitmen Pemko Tebing Tinggi dalam melakukan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
 
Alokasi ini juga merupakan terbanyak jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain yang mengikuti program tersebut di seluruh Indonesia.

Program PPSP di Kota Tebing Tinggi adalah upaya yang dilakukan untuk peningkatan sanitasi yang layak bagi masyarakat di Kota ini, terangnya. 
 
Menurutnya, kawasan-kawasan yang tidak layak sanitasinya sudah dimuat dalam dokumen perencanaan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan telah dilakukan pemetaan spot-spot kawasan kumuh per kelurahan. 

Kawasan inilah yang menjadi target lokasi prioritas yang ditetapkan oleh DPIU Kota Tebing Tinggi. Dengan target sasaran agar tercapai sanitasi yang layak 100 persen dan bebas kawasan kumuh di Kota ini tahun 2019 mendatang.
 
Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Sanitasi tersebut juga menghadirkan narasumber dari Central Project Implementation Unit (CPMU) Himyar Sugiri SH M.Si dan Udin Khairuddin ST dan dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berasal dari 35 kelurahan se Kota Tebingtinggi, Camat, Lurah dan pimpinan SKPD terkait sebanyak 250 orang.
 
Sebagian besar BKM sudah mengajukan surat minat untuk mendapatkan program melalui pembangunan IPAL Komunal dengan kapasitas minimal 50 keluarga. 

Sedangkan lahan pembangunan IPAL diharapkan melalui swadaya masyarakat.dan dana untuk masing-masing lokasi sebesar Rp 425 juta dari dana tersebut 35 persen maksimal (Rp 148.750.000) adalah untuk upah tukang yang dikerjakan oleh masyarakat setempat”, urainya.
 
Jika untuk skala kota, dari 30 titik lokasi atau sama dengan Rp 12,750 miliar maka upah yang akan beredar di masyarakat yakni sebesar Rp 4.462,5 miliar, sedangkan sisanya adalah untuk pengadaan bahan material berupa semen, pasir, besi, pipa dan lain-lain sebesar Rp 8.287,5 miliar.
 
Demikian halnya dalam pemeliharaannya setelah selesai dibangun, masyarakat sendiri melalui Kelompok Pemakai dan Pemelihara (KPP) bertanggung jawab atas kelangsungan fasilitas IPAL yang dibangun. 

Diharapkan setelah terbentuknya KPP pasca konstruksi, dapat berkesinambungan menjadi wadah masyarakat untuk aktivitas peningkatan ekonomi ataupun kegiatan sosial.
 
Dari pelaksanaan program tahun lalu sebanyak 9 lokasi, saat ini sudah selesai (100%) dibangun oleh masyarakat setempat, yakni 2 lokasi di Kelurahan Satria dan Mekar Sentosa.

Di Kelurahan Satria, pasca konstruksi IPAL akan dimanfaatkan sebagai lokasi pembuatan home industri, sedangkan di Kelurahan Mekar Sentosa dimanfaatkan untuk pembinaan generasi muda.
 
Sementara 7 lokasi lainnya masih 70% dan menunggu pencairan dana termyn ketiga dari KPPN, masing-masing terdiri dari Kelurahan Bandar Sakti, Bandar Utama, Sri Padang, Pinang Mancung, Mandailing dan Karya Jaya 2 lokasi. 

Pewarta: Dhani Elison

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017